Memahami Kekalahan Kamala Harris di Negara Kiblat Kesetaraan Gender

Tim Parapuan - Sabtu, 9 November 2024
Kamala Harris kalah dari Donald Trump
Kamala Harris kalah dari Donald Trump Dok. koreatimes.co.kr

Parapuan.co - Kekalahan Kamala Harris dalam pemilihan presiden 2024 menambah panjang daftar kegagalan Amerika Serikat dalam memilih pemimpin perempuan.

Meskipun negara ini sering dianggap sebagai kiblat kesetaraan gender, Amerika Serikat belum pernah dipimpin oleh seorang perempuan, dengan seluruh presiden yang pernah menjabat merupakan laki-laki.

Padahal seperti yang tercermin dari Amandemen ke-19, telah memberi hak pilih kepada perempuan sejak 1879.

Seratus tahun setelah amandemen ini diratifikasi, sekitar setengah dari warga AS menilai pemberian hak pilih kepada perempuan sebagai tonggak penting dalam memajukan posisi perempuan di negara ini.

Namun, meskipun sebagian besar mengakui ada kemajuan dalam beberapa dekade terakhir, survei terbaru dari Pew Research Center menunjukkan bahwa mayoritas orang dewasa di AS merasa negara ini belum cukup jauh melangkah dalam memberikan hak yang setara bagi perempuan dengan laki-laki.

Kekalahan Kamala Harris dalam Pemilu Presiden 2024 menorehkan luka tidak hanya bagi Partai Demokrat, tetapi juga bagi upaya kesetaraan gender dan ras di Amerika Serikat (AS).

Melansir dari Kompas.com, Kamala Harris, yang mencatat sejarah sebagai perempuan pertama keturunan Afrika dan Asia Selatan yang mencalonkan diri sebagai presiden, harus menerima kenyataan pahit. 

Ia gagal mengalahkan Donald Trump dalam kontestasi yang sangat sengit ini. 

Sebagai perempuan pertama juga yang mencalonkan diri dengan latar belakang etnis minoritas, Harris menghadapi tantangan yang lebih besar dibandingkan lawan-lawannya.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Kamala Harris Jadi Presiden Perempuan Pertama Amerika?

Sumber: Kompas.com,pewresearch.org
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Memahami Kekalahan Kamala Harris di Negara Kiblat Kesetaraan Gender