Parapuan.co - Kawan Puan, jangan terkejut bahwa istilah FOMO (fear of missing out) mungkin tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga bayi.
Fenomena FOMO baby, atau bayi yang mengalami fear of missing out beberapa waktu lalu menjadi perhatian setelah viralnya video TikTok yang diunggah oleh pengguna lifewithlivs_.
Video tersebut menunjukkan bagaimana seorang bayi perempuan yang tampak selalu terjaga sementara saudara kembarnya tidur pulas.
@lifewithlivs_ Anyone else?? ???????? #newborn #babygirl #boygirltwins #fraternaltwins #twinmom #newmom #postpartum ♬ Are you that somebody - Loog????
Sontak, video tersebut memicu komentar-komentar lucu yang menyebutkan bahwa bayi perempuan tersebut mungkin mengalami FOMO atau takut melewatkan sesuatu.
Pengguna TikTok lain berkomentar pada video tersebut sebagaimana dikutip dari Parents dengan menyebutkan bahwa mereka punya pengalaman serupa.
Salah satu pengguna TikTok menulis, "Saya punya FOMO baby.. dia tidak tidur lebih dari 45 menit dalam satu waktu hingga disapih pada usia 16 bulan."
Pengguna lain menambahkan, "Anak saya juga FOMO baby dan sekarang sudah 18 tahun masih susah tidur!"
Lantas, apa sebenarnya FOMO baby dan bagaimana mengatasinya? Simak penjelasan pakar di bawah ini!
Baca Juga: Bantu Bayi Tidur Lebih Cepat, Ini Pro Kontra Penggunaan White Noise
Apakah FOMO Baby Itu Nyata?
Meskipun istilah FOMO baby belum diakui oleh para ahli medis, perilaku yang ditunjukkan oleh bayi dalam video TikTok bukanlah hal baru bagi para pediatrik atau ahli tidur bayi.
Macall Gordon, seorang pelatih tidur dan penulis buku Why Won't You Sleep? A Game-Changing Approach for Exhausted Parents of Nonstop, Super Alert, Big Feeling Kids, menyebut bayi seperti ini sebagai "kabel hidup".
"Ini adalah anak-anak yang seolah-olah datang ke dunia dengan lebih banyak aliran energi di sistem saraf mereka yang kecil," papar Macall Gordon.
Menurut Gordon, bukan berarti bayi-bayi ini benar-benar memahami bahwa mereka FOMO.
Bayi yang terjaga dan sulit tidur bisa saja karena begitu tertarik untuk tetap terjaga dan belajar serta mengamati.
"Mereka tidak benar-benar mengerti bahwa mereka ketinggalan sesuatu, tetapi mereka sangat berinvestasi dalam keadaan terjaga, belajar, dan melihat," ujarnya.
Gordon juga menjelaskan bahwa semua bayi lahir dengan kecenderungan untuk mendeteksi dan memproses rangsangan dari lingkungan.
Beberapa bayi mampu menyerap rangsangan dalam jumlah yang wajar dan dengan mudah bisa mengabaikan rangsangan tersebut saat tubuh memberi sinyal untuk beristirahat.
Baca Juga: Bayi Mudah Tertidur saat Menyusu, Normal atau Tidak? Ini Penjelasannya
Namun, ada bayi lain yang tampaknya terbuka untuk menyerap lebih banyak rangsangan, dan mereka tampak bersemangat melakukannya.
Akibatnya, mereka bisa saja melewatkan sinyal tubuh yang menandakan mereka perlu istirahat atau sinyal tidur mereka tidak sekuat bayi lainnya.
"FOMO baby biasanya memiliki batas yang lebih tipis terhadap dunia luar, dan mereka ingin tetap terjaga serta berinteraksi," tambah Macall Gordon.
Kelsey Alford, seorang spesialis tidur bayi dan pemilik Nested Sleep, memberikan perspektif yang sedikit berbeda.
Menurutnya, beberapa bayi mungkin memiliki kebutuhan tidur yang lebih sedikit secara genetik.
"Bayi, dan orang dari segala usia, bisa memiliki kebutuhan tidur serta sensitivitas yang berbeda terhadap lingkungan," ujar Kelsey Alford.
Tips Menghadapi FOMO Baby
Kondisi sulit tidur pada bayi yang disebut dengan FOMO baby ini mungkin tidak hilang dengan mudah.
Namun, orang tua dapat mengatasinya dengan melakukan beberapa langkah berikut ini untuk membantu anak tertidur dan tak terlalu lama terjaga:
Baca Juga: White Noise Vs Pink Noise, Mana yang Terbaik untuk Menidurkan Bayi?
1. Kenali Kebutuhan Unik Setiap Anak
"Ingat bahwa anak-anak berbeda, dan mereka akan membutuhkan pendekatan yang berbeda pula," ungkap Macall Gordon.
"Apa yang berhasil untuk satu anak, mungkin tidak akan berhasil untuk yang lainnya," imbuhnya.
2. Hindari Membandingkan dengan Anak Lain
Gordon menyarankan agar orang tua tidak membandingkan dari Instagram teman yang anaknya tidur 10 jam setiap malam, karena pengalaman setiap anak berbeda dan itu adalah hal yang normal.
Selama kondisi fisik anak dan tumbuh kembangnya baik, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Lagi pula, kamu bisa menghubungi dokter anak jika khawatir akan kondisi si kecil yang mengalami kesulitan tidur.
3. Lakukan Apa yang Berhasil, Dan Ulangi
"Lakukan apa yang berhasil untuk membuat bayi tidur setidaknya selama enam bulan pertama. Jika berhasil, lakukanlah lagi," terang Macall Gordon.
"Baik itu mengayun, memeluk, atau tidur bersama, semua tidak masalah," ujarnya lagi.
Macall Gordon juga menegaskan bahwa restlessness atau susah tidur pada anak tidak disebabkan oleh kesalahan orang tua. Tak perlu stres menghadapinya!
Baca Juga: Pro Kontra Bayi Hanya Mau Tidur Jika Digendong, Begini Solusinya!
(*)