AAP merekomendasikan penggunaan air yang telah direbus dan didinginkan untuk bayi berusia di bawah 2 bulan, bayi prematur, atau bayi dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Air sebaiknya direbus selama lima menit lalu didinginkan sebelum dicampurkan dengan susu formula.
3. Tes Suhu Susu
Sebelum memberikan susu formula kepada bayi, pastikan suhunya sudah sesuai dengan suhu tubuh atau tidak terlalu panas.
Kamu bisa meneteskan sedikit di pergelangan tangan untuk memastikan.
Jika terlalu panas, kamu bisa mendinginkannya dengan merendam botol di air dingin atau mengalirkan air dingin di permukaan botol.
4. Buang Sisa Susu Setelah Satu Jam
Susu formula yang sudah dibuat harus dibuang setelah satu jam jika tidak diminum oleh bayi.
Jika kamu membuat susu dan tidak langsung memberikannya, simpan dulu susu tersebut di dalam lemari es selama maksimal 24 jam.
Baca Juga: Dokter Spesialis Anak Ungkap Bahaya Jika Bayi Hanya Konsumsi Susu Formula
5. Jangan Tambahkan Air pada Susu Formula Siap Minum
Untuk susu formula jenis siap minum (ready-to-feed), tidak perlu menambahkan air.
Menambahkan air bisa menyebabkan formula menjadi encer, mengurangi nutrisi, dan berisiko bagi kesehatan bayi.
- Air Rebusan: WHO merekomendasikan merebus air, terutama untuk bayi berusia di bawah 2 bulan, karena proses ini dapat membunuh bakteri yang mungkin ada dalam air.
- Air Mineral atau Air Kemasan: Jika menggunakan air mineral, pastikan kandungan mineral di dalamnya tidak terlalu tinggi karena bayi mungkin belum mampu mencerna mineral dalam jumlah besar.
Sebaiknya konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan air kemasan tertentu untuk susu formula.
Sebagian orang tua mungkin berpikir menambahkan lebih banyak air pada susu formula bisa menghemat atau meningkatkan asupan air bayi. Namun, hal ini sangat tidak disarankan.
Menurut AAP, mencampurkan terlalu banyak air dalam susu formula dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang bisa berbahaya, bahkan menyebabkan keracunan air.
Kondisi ini bisa memperlambat pertumbuhan bayi dan menyebabkan gejala serius, seperti kejang.
Jadi, alangkah baiknya jika tidak yakin, maka berkonsultasilah terlebih dulu dengan dokter anak.
Baca Juga: ASI Berikan Kecukupan Gizi Pada Bayi, Perlukah Tambahan Susu Formula?
(*)