Tujuan Terkait

Wamen PPPA Veronica Tan Ingatkan Pernikahan Dini Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental

Citra Narada Putri - Jumat, 15 November 2024
Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Veronica Tan, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. (Dok. TikTok)

Parapuan.coPernikahan dini masih menjadi isu krusial di Indonesia.

Meskipun sudah ada berbagai upaya untuk menekan angka pernikahan anak, namun praktik ini masih terus terjadi di berbagai daerah.

Fenomena ini membawa dampak yang kompleks, baik bagi individu, keluarga, maupun masyarakat secara luas.

Hal ini juga disinggung oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Veronica Tan yang masih cukup banyak terjadi di Tanah Air.

Seperti disampaikan olehnya, masih banyak anak-anak berusia remaja yang ingin menikah hanya karena berlandaskan cinta semata.

Akan tetapi, ironisnya mereka tidak memikirkan efek jangka panjangnya.

“Kurangnya masyarakat edukasi tentang pernikahan dini, mungkin karena dampak pandemi. Hanya berlandaskan cinta, pada masa bahagia pasti enak, tapi habis itu beban semua,” kata Veronica dalam peluncuran Program Kesehatan Mental TikTok bersama WHO di Indonesia, TikTok Pos Aja! Creator House, di Jakarta Barat, Kamis (14/11/2024).

Padahal, pernikahan bukanlah sekadar perayaan, tetapi juga tanggung jawab seumur hidup.

Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya perempuan untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsekuensi pernikahan, termasuk peran sebagai seorang ibu.

Baca Juga: Pentingnya Pemberdayaan Perempuan untuk Mencegah Pemaksaan Perkawinan

Pendidikan dan bekal hidup yang cukup akan menjadi fondasi yang kuat dalam menjalani kehidupan berkeluarga.

Bukannya tanpa alasan, menurut Veronica, pernikahan dini bagi perempuan dapat berujung pada gangguan kesehatan mental.

Umumnya, kondisi ekonomi perempuan yang tak tercukupi ketika mereka menikah terlalu dini dan tanpa persiapan matang. 

Dengan begitu, Veronica pun mengimbau para perempuan untuk memikirkan secara masak berbagai macam hal sebelum mereka menikah, termasuk kemapanan dari sisi ekonomi. 

“Permasalahan ini bisa sampai ke mental health, dari pulih sampai depresi dan semuanya itu karena ekonomi perempuan itu tidak terjaga, karena kemiskinan dan kurangnya pendidikan,” jelasnya.

Menurut Veronica, gangguan kesehatan mental sering kali dipicu oleh berbagai faktor yang tidak terduga.

Pernikahan dini, tanpa persiapan yang matang, dapat menjadi salah satu pemicunya.

Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi kepada perempuan agar mereka memahami dampak jangka panjang dari pernikahan dini, baik bagi diri sendiri maupun generasi berikutnya.

Baca Juga: Cegah Perkawinan Anak, Ini Penyebab dan Dampak Pernikahan Dini terhadap Perempuan

“Dengan perempuan yang tangguh, kita enggak usah pusing dengan anak. Dengan edukasi perempuan yang jadi lebih pintar, anak tentunya akan terpelihara,” pungkas Veronica lagi.

Pernikahan dini merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi yang komprehensif.

Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu, harus berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus pernikahan dini.

Dengan demikian, kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak perempuan di Indonesia.

(*)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Kronologi Bullying Siswa SMA di Surabaya, Peran TPPK di Sekolah Diperlukan