Meskipun demikian, memiliki risiko genetik bukan berarti seseorang pasti akan mengidap diabetes.
Bahkan jika seseorang memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko diabetes, pola makan yang sehat, olahraga yang rutin, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena diabetes.
“Jika orang tua kebiasaan memberi teh manis setiap pagi, anak bisa meniru kebiasaan tersebut tanpa sadar. Kebiasaan seperti ini yang perlu diubah untuk mencegah diabetes,” tambahnya.
Dalam upaya pencegahan diabetes, pemeriksaan genetik atau nutrigenomik juga menjadi solusi.
“Nutrigenomik adalah pemeriksaan genetik untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kecenderungan terhadap diabetes, kolesterol tinggi, atau bahkan resiko serangan jantung," tuturnya.
"Dengan informasi ini, kita bisa lebih waspada dan mengatur gaya hidup kita agar lebih sehat,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun faktor genetik berpengaruh besar, pengelolaan gaya hidup yang tepat dapat membantu menurunkan risiko diabetes.
Dengan memahami faktor risiko ini, baik laki-laki maupun perempuan dapat melakukan langkah preventif lebih dini untuk menghindari penyakit ini.
Kuncinya adalah perubahan gaya hidup yang bisa dimulai dengan kebiasaan kecil seperti menghindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula berlebih, mengatur pola makan yang sehat, dan rutin berolahraga.
Baca Juga: Gejala Diabetes Melitus pada Perempuan yang Perlu Diwaspadai
Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan, termasuk diabetes.
Dengan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya menjaga gaya hidup sehat, kita semua, baik perempuan dan laki-laki dapat mengurangi risiko diabetes meskipun memiliki faktor genetik yang mungkin memberatkan.
(*)
Ken Devina