Perempuan Berisiko Diabetes Lebih Tinggi, Tapi Gaya Hidup Jadi Kunci

Tim Parapuan - Sabtu, 23 November 2024
Diabetes jadi penyakit silent killer
Diabetes jadi penyakit silent killer Andres Victorero

Parapuan.coDiabetes merupakan salah satu penyakit yang semakin meningkat prevalensinya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi diabetes pada penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mencapai 11,7 persen, dengan mayoritas kasus yang belum terdiagnosis.

Lantas, siapa yang lebih berisiko terkena diabetes, laki-laki atau perempuan?

Menurut Dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, seorang Dokter Spesialis Gizi Klinis, perempuan secara alami memiliki risiko lebih tinggi. Namun tidak ada jawaban pasti apakah laki-laki atau perempuan lebih berisiko.

“Secara umum, keduanya memiliki risiko yang hampir sama, tergantung pada faktor gaya hidup masing-masing,” ungkapnya dalam acara Peluncuran Kampanye GESIT (Gerakan Sadar Diabetes), di Kalia Restaurant, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Namun, faktor genetik memang menjadi salah satu pertimbangan penting dalam menentukan risiko diabetes seseorang.

Jika seseorang memiliki riwayat diabetes dalam keluarganya, terutama orang tua yang mengidap penyakit ini, maka risiko anak untuk terkena diabetes bisa meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki faktor genetik tersebut.

"Pada dasarnya, faktor gaya hidup menjadi penentu utama, baik pada laki-laki maupun perempuan," katanya.

Baca Juga: 3 Jenis Makanan yang Perlu Dibatasi Penyandang Diabates, Apa Saja?

 

Meskipun demikian, memiliki risiko genetik bukan berarti seseorang pasti akan mengidap diabetes.

Bahkan jika seseorang memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko diabetes, pola makan yang sehat, olahraga yang rutin, dan pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena diabetes.

“Jika orang tua kebiasaan memberi teh manis setiap pagi, anak bisa meniru kebiasaan tersebut tanpa sadar. Kebiasaan seperti ini yang perlu diubah untuk mencegah diabetes,” tambahnya.

Dalam upaya pencegahan diabetes, pemeriksaan genetik atau nutrigenomik juga menjadi solusi.

“Nutrigenomik adalah pemeriksaan genetik untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kecenderungan terhadap diabetes, kolesterol tinggi, atau bahkan resiko serangan jantung," tuturnya.

"Dengan informasi ini, kita bisa lebih waspada dan mengatur gaya hidup kita agar lebih sehat,” jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun faktor genetik berpengaruh besar, pengelolaan gaya hidup yang tepat dapat membantu menurunkan risiko diabetes.

Dengan memahami faktor risiko ini, baik laki-laki maupun perempuan dapat melakukan langkah preventif lebih dini untuk menghindari penyakit ini.

Kuncinya adalah perubahan gaya hidup yang bisa dimulai dengan kebiasaan kecil seperti menghindari konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula berlebih, mengatur pola makan yang sehat, dan rutin berolahraga.

Baca Juga: Gejala Diabetes Melitus pada Perempuan yang Perlu Diwaspadai

Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan, termasuk diabetes.

Dengan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya menjaga gaya hidup sehat, kita semua, baik perempuan dan laki-laki dapat mengurangi risiko diabetes meskipun memiliki faktor genetik yang mungkin memberatkan.

(*)


Ken Devina

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Stylish Tanpa Ribet, Ini Tips Gaya Santai untuk CFD-an Akhir Pekan