Parapuan.co - Pneumonia sering disebut sebagai pembunuh senyap karena menyerang paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas, dan bahkan berujung pada kematian, terutama pada anak-anak.
Penyakit ini menjadi ancaman serius karena setiap 43 detik, satu anak meninggal dunia akibat pneumonia.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, dalam acara Puncak Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (18/11).
“Pneumonia ini terus menjadi ancaman serius bagi anak-anak di dunia. Kematian akibat pneumonia itu terjadi setiap 43 detik. Ini berarti 700 ribu anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia, sebuah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” ucap Prof. Dante.
Faktor Penyebab dan Gejala Pneumonia pada Anak
Pneumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
Pada balita, gejala utamanya meliputi batuk, kesulitan bernapas, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas, yang menjadi tanda pneumonia berat.
Pneumonia pada anak sering kali berawal dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) bagian atas.
Biasanya, penyakit ini diawali dengan gejala demam, batuk, atau pilek, yang kemudian berkembang menjadi sesak napas dalam waktu 14 hari dan bersifat akut.
Baca Juga: Orang Tua Perlu Waspada, Batuk Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius pada Anak
Gejala sesak napas ditandai oleh usaha bernapas ekstra atau terlihatnya gerakan napas melalui cuping hidung.
Kondisi ini menunjukkan anak kekurangan oksigen. Jika anak mengalami tanda-tanda tersebut, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Salah satu penyebab utama pneumonia adalah paparan asap rokok. Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan orang tua perokok lebih rentan terkena pneumonia dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok.
Prof. Dante juga menegaskan bahwa kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok itu sendiri, tetapi juga melemahkan kondisi paru-paru anak.
Dampak Pneumonia di Indonesia dan Upaya Penanganan
Menurut Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Yudhi Pramono, MARS, pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada balita di Indonesia.
Data WHO 2021 menunjukkan pneumonia menyumbang 14% dari total kematian balita di dunia, dengan angka mencapai 740 ribu anak di bawah usia lima tahun.
Di Indonesia, pneumonia menjadi penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi berdasarkan data BPJS Kesehatan 2023, yaitu sebesar Rp 8,7 triliun. Angka ini melampaui biaya untuk penyakit tuberculosis (TB), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan kanker paru. Pemerintah Indonesia berkomitmen mendukung tujuan SDGs untuk menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia hingga 70% secara nasional.
Baca Juga: Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa