Atasi Limbah Tekstil, Jalin Dibantu EcoTouch Kumpulkan Pakaian Bekas Karyawan

Citra Narada Putri - Jumat, 22 November 2024
Jalin kolaborasi dengan EcoTouch olah limbah pakaian bekas karyawan jadi kain baru.
Jalin kolaborasi dengan EcoTouch olah limbah pakaian bekas karyawan jadi kain baru.

Parapuan.co - Di balik glamorama duni mode, ternyata tersimpan fakta kelam dari industri ini.

Bagaimana tidak, menurut data Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia menghasilkan sekitar 2,3 juta ton limbah tekstil setiap tahun. 

Ironisnya lagi, hanya 300.000 ton dari limbah tekstil tersebut yang dapat didaur ulang.

Sementara sisanya, berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar, yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.

Jika tidak ada intervensi signifikan, angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 70 persen dalam beberapa tahun ke depan, serta memperburuk krisis lingkungan yang sedang dihadapi.

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini, PT Jalin Pembayaran Nusantara (“Jalin”), bagian dari Holding BUMN Danareksa, menelurkan kampanye "Threads with Purpose".

Kampanye ini diadakan untuk memperkuat langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan, sekaligus menjadi bukti Jalin untuk berkontribusi di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak.

Tidak hanya berfokus pada pengolahan limbah tekstil, inisiatif ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran karyawan Jalin terhadap pentingnya keberlanjutan.

Terutama dalam menanggapi dampak negatif budaya fast fashion yang menjadi salah satu penyumbang limbah tekstil di Indonesia.

Baca Juga: Apakah Membeli Baju Bekas Fast Fashion Bisa Menyelamatkan Lingkungan?

Melalui kampanye ini, Jalin mengadopsi prinsip ekonomi sirkular dengan dukungan dari EcoTouch, sebuah lembaga nirlaba yang memiliki fokus pengelolaan limbah tekstil menjadi bahan ramah lingkungan.

Pendekatan ini mencakup berbagai langkah konkret, seperti mendonasikan pakaian layak pakai untuk penggunaan kembali serta mendaur ulang (upcycle) pakaian tidak layak pakai dan sisa kain menjadi bahan baru yang bernilai ekonomi.

Selain meminimalisir emisi serta energi yang dikeluarkan, inisiatif ini membuka peluang untuk menciptakan produk inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Proses ini pun telah mencapai hasil yang signifikan, dimana Jalin yang dibantu oleh EcoTouch, berhasil mengumpulkan 250,1 kilogram pakaian bekas dari karyawan, yang bisa diolah kembali menjadi 531,46 meter kain ramah lingkungan.

Ini setara dengan panjang lima lapangan sepak bola berskala internasional.

Proses daur ulang ini juga memberikan dampak besar bagi lingkungan, termasuk pengurangan 10 kilogram emisi Metana (CH₄), penekanan 6.252,5 kilogram emisi Karbon Dioksida (CO₂), serta mencegah pelepasan 7.294.416 partikel mikroplastik/mikrofiber ke lingkungan.

Langkah ini membuktikan bahwa inovasi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan untuk memberikan dampak positif.

"Lewat kampanye ini, diharapkan karyawan Jalin dapat berkontribusi aktif sekaligus mengadopsi cara pandang baru yang mendukung sustainability fashion," ujar Ario Tejo Bayu Aji, Direktur Utama Jalin.

Baca Juga: Apa Itu Greenhushing, Gimmick Keberlanjutan di Industri Fashion dan Kecantikan?

Selain meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilih bahan pakaian ramah lingkungan, kampanye ini juga mendorong karyawan untuk mengelola pakaian lama mereka dengan mendonasikannya ke badan atau instansi yang dapat mengolahnya menjadi barang layak pakai atau produk bermanfaat lainnya.

"Langkah sederhana ini diharapkan mampu menunjukkan bahwa kontribusi kecil dari setiap individu dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian lingkungan,” ungkapnya lagi. 

Inisiatif ini sejalan juga dengan tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDG), khususnya poin 12 (Responsible Consumption and Production), 13 (Climate Action), dan 17 (Partnerships for the Goals).

Serta menjadi bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun ke-8 Jalin yang mengusung tema "Infinity 8: The Power of 8: Infinite Innovation, Sustainable Future."

“Dengan kampanye ini, Jalin tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan tetapi juga membangun ekosistem keberlanjutan untuk masa depan yang lebih baik,” tutup Ario.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Perempuan Berisiko Diabetes Lebih Tinggi, Tapi Gaya Hidup Jadi Kunci