Prihatin Jutaan Warga RI Menganggur, Menteri Tenaga Kerja Janjikan Ini

Arintha Widya - Sabtu, 23 November 2024
Menaker berkomitmen mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dengan cara ini.
Menaker berkomitmen mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dengan cara ini. AndreyPopov

Parapuan.co - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Yassierli menyatakan komitmennya untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia yang saat ini mencapai 7,5 juta orang.

Dalam pembukaan Jaknaker Expo 2024 di Balai Sudirman, Jakarta, pada 21-22 November 2024, ia mengumumkan sejumlah langkah strategis, termasuk penyelenggaraan job fair atau bursa kerja secara rutin di berbagai daerah.

"Kami berkomitmen untuk lebih memperhatikan pelatihan hingga lowongan kerja bagi penyandang disabilitas," tutur Menaker Yassierli dalam siaran pers resmi Kementerian Tenaga Kerja sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

"Ke depan, Kemenaker akan lebih sering menyelenggarakan job fair, termasuk di dalamnya mengakomodir saudara kita para penyandang disabilitas sebagai bentuk pelaksanaan amanat undang-undang," imbuhnya.

Job Fair Setiap Pekan untuk Kurangi Pengangguran

Yassierli menegaskan bahwa pemerintah merencanakan pelaksanaan job fair setiap pekan secara bergantian di berbagai kota.

Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang kerja lebih luas dan membantu masyarakat, khususnya yang masih menganggur.

"Kami dari kementerian sedang berusaha bagaimana kegiatan job fair ini bisa kita laksanakan tiap minggu," kata Menaker.

Selain itu, Yassierli menyebut bahwa angka pengangguran nasional masih cukup tinggi, berada di kisaran 4,8-4,9 persen.

Baca Juga: Ekonomi Stagnan dan Pengangguran Tinggi, Kenali Apa Itu Stagflasi dan Cara Mengatasinya

Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah, terutama karena Indonesia menghadapi bonus demografi dengan banyaknya penduduk usia produktif.

Perbaikan Kompetensi dan Kolaborasi dengan Stakeholder

Menaker juga menekankan pentingnya memperbaiki sisi hulu dalam menciptakan lapangan kerja, termasuk menyelaraskan kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri.

Ia mengapresiasi keberadaan SMK unggulan di Jakarta yang telah menunjukkan kemajuan.

"Saya mendengar bahwa di DKI Jakarta sudah banyak SMK unggulan. Ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga di balai pelatihan, tenaga kerja tidak perlu disiapkan dari nol," papar Yassierli.

Ia menambahkan bahwa pembekalan di SMK harus cukup memadai sehingga hanya diperlukan penyempurnaan selama satu atau dua bulan sebelum tenaga kerja diberikan sertifikasi.

Yassierli juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan dalam menanggulangi pengangguran, termasuk pemerintah daerah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan.

"Pengangguran tentu ini adalah masalah yang sifatnya tidak hanya beban tanggung jawab dari Kementerian Ketenagakerjaan," ungkapnya lagi.

Tantangan Ekonomi dan PHK

Baca Juga: Upaya Penanggulangan Pengangguran dan Peningkatan Keterampilan Kerja di Indonesia

Di sisi lain, Menaker mengakui bahwa situasi ekonomi saat ini menjadi tantangan besar untuk memenuhi komitmen di atas.

Ia mengutip Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut bahwa kondisi ekonomi Indonesia "sedang tidak baik-baik saja".

Melemahnya perekonomian, deflasi, dan tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) memperparah kondisi pengangguran di Tanah Air.

Namun, Yassierli optimis bahwa melalui program rutin seperti Jaknaker Expo, pemerintah dapat membantu pencari kerja menemukan peluang yang sesuai, sekaligus mengurangi mismatch antara kompetensi tenaga kerja dan kebutuhan industri.

"Pelaksanaan Jaknaker Fair 2024 ini diharapkan menjadi solusi bagi para pencari kerja, terutama di tengah tantangan ekonomi dan angka pengangguran yang masih tinggi," tutupnya.

Langkah Menaker Yassierli untuk meningkatkan frekuensi job fair setiap minggu dan fokus pada pelatihan tenaga kerja disabilitas menjadi salah satu solusi konkret dalam mengurangi angka pengangguran.

Namun, kolaborasi dari berbagai pihak tetap menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini secara holistik.

Mudah-mudahan rencana tersebut dapat terlaksana, sehingga jumlah pengangguran di Indonesia berangsur berkurang.

Baca Juga: Terjadi Kesenjangan Gender Pengangguran, Perempuan Karier Tertinggal di Pasar Kerja?

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya