Parapuan.co - Konsumerisme ialah pola hidup yang ditandai dengan pembelian barang dan jasa di luar kebutuhan pokok.
Fenomena ini memberikan dampak besar, baik positif maupun negatif, terhadap lingkungan dan ekonomi global.
Meskipun konsumerisme mencerminkan perbaikan kesejahteraan masyarakat, seperti meningkatnya kelas menengah global, namun implikasi ekologisnya sangat mengkhawatirkan.
Pahami dampak dari konsumerisme terhadap lingkungan dan ekonomi sebagaimana mengutip The World Counts di bawah ini!
Pertumbuhan Kelas Konsumen Global
Menurut data, jumlah kelas konsumen global meningkat dari 3,5 miliar orang pada tahun 2017 menjadi perkiraan 5,6 miliar pada tahun 2030.
Sebagian besar pertumbuhan ini terjadi di Asia, dengan China dan India sebagai pendorong utama.
Kelas konsumen didefinisikan sebagai individu yang memiliki pendapatan lebih dari 10 dolar AS (Rp158.566) per hari, dan mampu membeli barang dan jasa di luar kebutuhan pokok.
Kenaikan kelas konsumen ini menjadi kabar baik, karena menunjukkan penurunan kemiskinan dan peningkatan akses terhadap barang dan jasa.
Baca Juga: Catat! Begini Cara Atur Keuangan Lewat Aplikasi Digital Bagi Kamu yang Konsumtif
Namun, dampaknya pada sumber daya alam dan lingkungan tidak dapat diabaikan.
Konsumerisme dan Degradasi Lingkungan
Salah satu dampak terbesar konsumerisme adalah eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.
Manusia saat ini menggunakan lebih dari 70 persen sumber daya alam melebihi kapasitas regeneratif Bumi.
Jika semua orang hidup seperti rata-rata orang Amerika, diperlukan lebih dari lima planet Bumi untuk memenuhi gaya hidup konsumerisme.
Krisis lingkungan yang bisa terjadi jika gaya hidup konsumerisme berlanjut, mencakup berbagai aspek, yaitu:
1. Deforestasi: Jika tingkat deforestasi saat ini terus berlanjut, hutan hujan dunia diprediksi akan punah pada akhir abad ini.
2. Krisis Air: Konsumsi air oleh konsumen global diperkirakan melebihi kapasitas Bumi pada tahun 2040.
3. Overfishing: Jika praktik penangkapan ikan berlebih tidak dihentikan, laut dunia bisa kehabisan ikan pada tahun 2048.
Baca Juga: Pakar Media Ungkap Dampak Metaverse, Dinilai Bisa Picu Konsumerisme
Sistem Linear yang Tidak Berkelanjutan
Konsumerisme modern beroperasi dalam sistem linear, yang mengubah sumber daya alam menjadi limbah dalam skala besar.
Pola ini jelas tidak dapat bertahan dalam dunia dengan sumber daya yang terbatas.
Kenneth Boulding, seorang ekonom, mengingatkan, "Pertumbuhan eksponensial tidak bisa berlangsung selamanya di dunia yang terbatas."
Pola konsumsi global juga mencerminkan keterputusan banyak konsumen dari asal-usul barang yang mereka gunakan.
Contoh sederhana adalah fakta bahwa 7 persen warga Amerika percaya bahwa susu cokelat berasal dari sapi cokelat.
Ketidakpedulian ini berkontribusi pada peningkatan konsumsi yang tidak sadar terhadap dampak ekologisnya.
Dampak Ekonomi Konsumerisme
Dari sisi ekonomi, konsumerisme menciptakan peluang besar, seperti peningkatan lapangan kerja di sektor produksi dan distribusi barang.
Baca Juga: Beli Karena Lucu atau Butuh? Kendalikan Perilaku Konsumtif dengan Cara Ini
Namun, pola ini juga memicu ketimpangan. Banyak produk yang kita konsumsi dibuat di negara-negara berkembang dalam kondisi kerja yang tidak manusiawi, seperti upah rendah, kerja paksa, dan perbudakan modern.
Kebutuhan energi, makanan, dan bahan mentah untuk mendukung kelas konsumen global yang terus bertambah juga memicu kenaikan harga.
Ketergantungan terhadap sumber daya yang terbatas menyebabkan instabilitas ekonomi dan ketidakpastian di masa depan.
Menuju Pola Konsumsi yang Berkelanjutan
Untuk mengurangi dampak negatif konsumerisme, diperlukan perubahan mendasar dalam cara kita memproduksi dan mengonsumsi.
Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Peningkatan Kesadaran Konsumen: Edukasi tentang asal-usul produk dan dampaknya terhadap lingkungan.
- Pengurangan Limbah: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meningkatkan daur ulang, dan mendukung produk ramah lingkungan.
- Pergeseran ke Ekonomi Sirkular: Mengubah sistem linear menjadi siklus yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
- Kebijakan Global: Pemerintah dan organisasi internasional perlu menetapkan regulasi ketat terhadap eksploitasi sumber daya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Hari Tanpa Belanja dan Dampak Buruk Sikap Konsumtif
(*)