Baca Juga: Penjualan Produk dari Ide Usaha Lokal Naik 10 Kali Lipat di Harbolnas 12.12
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai transaksi Harbolnas pertama kali hanya berkisar Rp6-8 triliun.
Angka ini melonjak menjadi Rp11,6 triliun pada 2020, lalu mencapai Rp18,1 triliun pada 2021, dan mencapai Rp25,7 triliun pada 2023.
Potensi di Tengah Tantangan
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin, juga menyampaikan optimismenya terhadap peningkatan omzet pada Harbolnas 2024.
Ia mengakui bahwa daya beli masyarakat untuk barang non-esensial seperti pakaian sedang menurun.
Namun, kategori seperti makanan dan minuman tetap memiliki potensi besar.
"Kan sekarang seperti department store, pasti sekarang setiap minggu kan nggak beli baju kan? Tapi kalau makan tiap hari kan? Ya sudah itu saja," tutur Solihin.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Harbolnas 2024 diharapkan tidak hanya meningkatkan konsumsi domestik tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM dan ritel di Indonesia.
Kawan Puan sudah menyusun anggaran untuk belanja di momen Harbolnas 2024?
Baca Juga: Risiko yang Akan Terjadi Jika Daya Beli Masyarakat Turun Pasca Berlakunya PPN 12 Persen
(*)