Parapuan.co - Pemerintah bakal kembali menggelar Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang tahun ini berlangsung lebih lama.
Rencananya, Harbolnas 2024 akan dilakukan selama sepekan penuh, yaitu pada tanggal 10 hingga 16 Desember 2024.
Acara tahunan ini menargetkan nilai transaksi sebesar Rp28 triliun, naik sekitar 15 persen dari pencapaian tahun 2023 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa target tahun ini didasarkan pada pencapaian sebelumnya.
"Targetnya tahun lalu itu Rp 25 triliun, kita targetkan naik 15 persen jadi sekitar Rp 28 triliun," ujar Airlangga di kantornya, Jakarta, Kamis (28/11/2024) sebagaimana mengutip Kompas.com.
Pada Harbolnas 2023, transaksi tercatat sebesar Rp25,7 triliun, meningkat Rp2,9 triliun dari tahun 2022.
Kala itu, Harbolnas hanya berlangsung selama tiga hari, dari 10-12 Desember.
Kolaborasi Daring dan Luring
Tahun ini, Harbolnas akan berlangsung secara daring melalui berbagai platform e-commerce dan luring di pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia.
Baca Juga: Jelang Harbolnas, Pahami Syarat dan Ketentuan Paylater Agar Tak Kalap Belanja
Program luring khususnya dirancang melalui inisiatif "Bina Belanja di Indonesia Aja" yang akan berlangsung hingga 29 Desember 2024.
Dalam program ini, lebih dari 480 UMKM dari berbagai sektor seperti makanan, minuman, dan pakaian akan berpartisipasi.
Selain itu, Harbolnas 2024 menawarkan berbagai promo menarik, termasuk diskon produk dalam negeri dan gratis ongkos kirim untuk pembelian daring.
Promo menarik lainnya ada di diskon 10 persen tiket pesawat untuk penerbangan domestik melalui kegiatan travel fair selama dua hari.
"Semua (penerbangan) domestik. Kita kan mendorong belanja di dalam negeri, jadi semuanya domestik," kata Airlangga.
Peningkatan Transaksi dari Tahun ke Tahun
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang, optimistis target transaksi Rp28 triliun dapat tercapai meskipun daya beli masyarakat sedang lesu.
Ia menyebut, nilai transaksi Harbolnas terus meningkat sejak pertama kali diselenggarakan pada 2012.
"Ya optimistis, karena pengalaman kita dari tahun ke tahun itu peningkatannya signifikan," terang Moga.
Baca Juga: Penjualan Produk dari Ide Usaha Lokal Naik 10 Kali Lipat di Harbolnas 12.12
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai transaksi Harbolnas pertama kali hanya berkisar Rp6-8 triliun.
Angka ini melonjak menjadi Rp11,6 triliun pada 2020, lalu mencapai Rp18,1 triliun pada 2021, dan mencapai Rp25,7 triliun pada 2023.
Potensi di Tengah Tantangan
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Solihin, juga menyampaikan optimismenya terhadap peningkatan omzet pada Harbolnas 2024.
Ia mengakui bahwa daya beli masyarakat untuk barang non-esensial seperti pakaian sedang menurun.
Namun, kategori seperti makanan dan minuman tetap memiliki potensi besar.
"Kan sekarang seperti department store, pasti sekarang setiap minggu kan nggak beli baju kan? Tapi kalau makan tiap hari kan? Ya sudah itu saja," tutur Solihin.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Harbolnas 2024 diharapkan tidak hanya meningkatkan konsumsi domestik tetapi juga mendukung pertumbuhan UMKM dan ritel di Indonesia.
Kawan Puan sudah menyusun anggaran untuk belanja di momen Harbolnas 2024?
Baca Juga: Risiko yang Akan Terjadi Jika Daya Beli Masyarakat Turun Pasca Berlakunya PPN 12 Persen
(*)