Pada banyak kasus, femisida ini masih dianggap sebagai hal yang "biasa" atau "terlalu pribadi", padahal ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan harus dihentikan.
3. Skala Sebenarnya Lebih Tinggi
Laporan yang ada seringkali hanya menggambarkan sebagian kecil dari masalah ini, karena banyak pembunuhan terhadap perempuan tidak tercatat sebagai femisida.
Banyak negara yang tidak memiliki sistem yang jelas untuk mendokumentasikan kasus-kasus tersebut atau tidak mampu membedakan antara pembunuhan yang disebabkan oleh kekerasan berbasis gender dan pembunuhan lainnya.
Sekitar 40 persen dari semua kasus pembunuhan perempuan tidak tercatat sebagai femisida, yang menunjukkan adanya kekurangan dalam pengumpulan data dan pengakuan terhadap kekerasan berbasis gender.
Sebagai contoh, di beberapa negara dengan tingkat kejahatan tinggi, angka femisida yang tercatat sangat rendah meskipun kekerasan terhadap perempuan jauh lebih sering terjadi.
Di balik setiap jumlah, ada seorang perempuan atau gadis yang hidupnya berakhir secara brutal karena kekerasan laki-laki, kebencian, hingga norma-norma sosial yang menoleransi dan melestarikan kekerasan terhadap perempuan serta anak perempuan.
4. Kelompok Perempuan Rentan
Kelompok perempuan tertentu sangat rentan terhadap pembunuhan dan kekerasan berbasis gender.
Baca Juga: Perempuan Lebih Rentan, Begini Cara Mengajarkan Anak Mengidentifikasi Tindak Kekerasan