Termasuk perempuan yang berjuang untuk hak-hak asasi manusia, perempuan adat, dan perempuan transgender.
Di Kanada, perempuan pribumi memiliki tingkat pembunuhan yang lima kali lebih tinggi daripada perempuan non-pribumi.
Hal yang sama juga terjadi pada perempuan transgender, yang hampir 94 persen dari mereka menjadi korban pembunuhan karena identitas gender mereka.
Kelompok perempuan ini sering terpinggirkan dan tidak mendapatkan perlindungan yang cukup dari masyarakat atau sistem hukum.
Mereka juga lebih sering menjadi sasaran kekerasan karena status sosial dan ketidaksetaraan yang mereka hadapi.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan perhatian terhadap kelompok-kelompok yang lebih rentan ini, dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perlindungan yang memadai.
5. Femisida Dapat dan Harus Dicegah
Meskipun femisida adalah masalah serius, banyak kasus yang sebenarnya bisa dicegah.
Femisida seringkali merupakan puncak dari kekerasan yang sudah berlangsung dalam jangka waktu lama.
Baca Juga: UU TPKS dan Berbagai Kebijakan yang Melindungi Perempuan dari Kekerasan
Jika masalah ini bisa dideteksi lebih dini, banyak korban yang mungkin bisa diselamatkan.
Tanda-tanda kekerasan seperti pelecehan emosional, pengendalian, dan ancaman seringkali tidak segera ditindaklanjuti dengan serius.
Beberapa negara telah menunjukkan bahwa tindakan preventif, seperti pendidikan mengenai kesetaraan gender, peningkatan kesadaran tentang hak-hak perempuan, dan pemberian akses yang lebih besar terhadap perlindungan hukum, bisa menurunkan angka kekerasan berbasis gender.
Negara-negara seperti Afrika Selatan, Selandia Baru, dan beberapa negara Eropa menunjukkan penurunan angka femisida setelah implementasi kebijakan yang tegas dan sistem perlindungan yang lebih baik.
#NoExcuse: Langkah Bersama Mengakhiri Kekerasan terhadap Perempuan
Penting untuk memahami bahwa femisida dan kekerasan terhadap perempuan tidak bisa dibiarkan terus terjadi.
Kampanye #NoExcuse mengajak seluruh dunia untuk berkomitmen pada upaya penghapusan kekerasan berbasis gender.
Kampanye #NoExcuse merupakan serangkaian gerakan yang diinisiasikan oleh UNWomen kepada seluruh perempuan di dunia.
Tidak ada alasan yang membenarkan kekerasan terhadap perempuan, dan setiap orang memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan perubahan.
Baca Juga: Komnas Perempuan Buka Lowongan Kerja untuk Berbagai Divisi, Simak Syaratnya
Dengan adanya kebijakan yang lebih tegas, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar dari masyarakat terhadap isu ini, kita bisa menciptakan dunia yang lebih aman bagi perempuan dan anak perempuan.
Faktanya, untuk mengakhiri femisida, kita semua harus bertindak bersama, mendukung korban, berbicara lantang menentang kekerasan, dan memastikan bahwa kebijakan perlindungan perempuan diperkuat di setiap lapisan masyarakat.
(*)
Ken Devina