Penyintas Kekerasan Seksual Berisiko Mengalami Gejala Androfobia

Tim Parapuan - Rabu, 4 Desember 2024
Perempuan penyintas kekerasan seksual berisiko mengalami gejala androfobia.
Perempuan penyintas kekerasan seksual berisiko mengalami gejala androfobia. (iStock)

Parapuan.co - Kekerasan terhadap perempuan masih menjadi isu serius di Indonesia 

Melansir dari Komnasperempuan.go.id, berdasarkan data CATAHU 2023, tercatat 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2023.

Meskipun angka ini menurun 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dampak kesehatan mental penyintas, masih membutuhkan perhatian serius.

Pengalaman traumatis yang dialami perempuan penyintas, seperti pelecehan seksual ternyata dapat memicu munculnya androfobia dalam dirinya.

Melansir dari verywellhealth.com, androfobia sendiri merupakan ketakutan berlebihan atau fobia terhadap laki-laki.

Fobia ini dapat dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik, hingga perundungan.

Fobia tersebut tidak hanya berdampak pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat berkembang atau berlanjut hingga usia dewasa.

Ketakutan ini biasanya tidak rasional dan sering kali memengaruhi kehidupan sehari-hari penyintas.

Baca Juga: Menghapus Kekerasan Seksual dan Pelecehan Perempuan di Tempat Kerja

 

Gejala Androfobia yang Perlu Diwaspadai

Sumber: verywellhealth.com,komnasperempuan.go.id
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Hadir di SIAL Interfood 2024, Demo Masak bersama Nicky Tirta hingga Bagi Sampel Makanan Gratis