Penyintas Kekerasan Seksual Berisiko Mengalami Gejala Androfobia

Tim Parapuan - Rabu, 4 Desember 2024
Perempuan penyintas kekerasan seksual berisiko mengalami gejala androfobia.
Perempuan penyintas kekerasan seksual berisiko mengalami gejala androfobia. (iStock)

Androfobia ditandai dengan kecemasan berlebih yang muncul saat penyintas berhadapan dengan laki-laki, baik secara langsung maupun hanya melalui pikiran.

Kondisi ini dapat memicu berbagai reaksi fisik dan emosional yang cukup mengganggu, seperti detak jantung yang cepat, pernapasan tidak teratur, dan keringat berlebihan.

Dalam beberapa kasus, penyintas juga bisa mengalami pusing, merasa lemas, atau bahkan serangan panik yang intens.

Tidak hanya itu, perilaku penghindaran juga menjadi ciri khas androfobia.

Penyintas mungkin menghindari lingkungan yang banyak didominasi oleh laki-laki, bahkan hingga menghindari untuk melihat foto atau mendengar percakapan tentang pria.

Hal ini menunjukkan bagaimana androfobia dapat membatasi kehidupan sosial dan memengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang.

Cara Mengatasi Androfobia

Ketakutan yang mendalam terhadap laki-laki dapat mengisolasi penyintas dari kehidupan sosial.

Baca Juga: 16 HAKTP: Tantangan Membantu Perempuan Korban dan Penyintas Kekerasan

Mereka sering kali merasa kesepian, tidak berdaya, dan kehilangan rasa percaya diri.

Hal ini juga dapat memengaruhi peluang karier, hubungan personal, serta kualitas hidup para penyintas secara keseluruhan.

Sumber: verywellhealth.com,komnasperempuan.go.id
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Penyintas Kekerasan Seksual Berisiko Mengalami Gejala Androfobia