Acara ini juga menjadi ajang peluncuran buku Menjembatani Perbedaan: Pendidikan Inklusif dan Pendidikan Khusus sebagai Pilar Kesetaraan karya Tim Guru Binar, hasil kolaborasi dengan Direktorat Jenderal GTK dan Platform Merdeka Mengajar.
Fokus Pada Literasi Numerasi Melalui Teknologi
Bukan hanya penting untuk menghadirkan ruang inklusif dalam proses belajar mengajar, kemampuan numerasi siswa Indonesia juga sangat esensial menentukan kualitas pendidikan di masa depan.
Pasalnya, menurut data PISA 2022 menunjukkan skor matematika Indonesia masih di bawah rata-rata OECD.
Maka, PSF pun mengedepankan pendekatan Project Based Learning (PjBL) untuk mengaitkan matematika dengan konteks nyata.
Tasya Kamila, publik figur yang turut hadir, berbagi pengalamannya ketika belajar matematika saat bersekolah.
"Waktu sekolah, aku merasa matematika menyenangkan karena bisa memecahkan soal dengan berbagai metode logis," katanya.
"Pengalaman itu aku terapkan ke anak-anakku dengan mengenalkan numerasi lewat hal-hal sederhana, seperti menghitung atau mengatur waktu. Ini membantu mereka melihat matematika sebagai sesuatu yang menarik dan bermanfaat," ungkapnya.
Baca Juga: Peran Pendidikan dalam Pemberdayaan Perempuan di Berbagai Aspek Kehidupan