Rasa khawatir yang berkembang secara berlebihan bisa membentuk sifat posesif, bukan hanya pada pasangan tetapi juga oleh orang tua, termasuk ibu.
"Misalnya, anaknya ingin main tetapi ibunya melarang karena rasa cemas berlebihan. Sebenarnya rasa khawatir ini berarti begitu besar sayangnya, tapi ini menjadi hal yang posesif," imbuhnya.
Hal inilah akhirnya membuat ibu memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap anak perempuannya.
Jika Kawan Puan berada di situasi seperti ini, berontak dan marah kepada ibu bukanlah jalan keluarnya.
Alih-alih memahami situasi satu sama lain, kondisi ini justru membuat hubunganmu dan ibu semakin kusut.
Penulis pernah mendapati kerabat yang mengalami situasi serupa.
Untuk menghadapinya, alangkah baiknya jika Kawan Puan mencoba membicarakan hal ini.
Komunikasikan bahwa prasangka atau perilaku yang dilakukan ibu membuatmu sedih.
Jelaskan pada mereka apa kegiatanmu, misal sekedar keluar bersama teman.
Ambil waktu dan tempat yang tepat untuk membahas ini bersama ibu demi menghindari kesalahpahaman lebih rumit.
Di sisi lain, ibu juga perlu memiliki pikiran yang terbuka, apalagi zaman sudah berbeda.
Memberikan kebebasan pada anak untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri juga diperlukan.
Apalagi anak tidak akan selalu hidup selamanya bersama ibunya, bukan?
Baca Juga: Laporan PBB: 140 Perempuan dan Anak Dibunuh Kerabat Setiap Harinya
(*)