Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Benarkah Ibu Mudah Marah dengan Anak Perempuan dan Bagaimana Menyikapinya?

Saras Bening Sumunar - Kamis, 5 Desember 2024
Benarkah ibu sering marah dengan anak perempuannya?
Benarkah ibu sering marah dengan anak perempuannya? IstockPhoto

Parapuan.co - Benarkah ibu mudah marah dengan anak perempuannya? Jika iya, apa penyebab yang memicu situasi ini?

Beberapa waktu lalu, sempat viral seorang pengguna X yang mengeluh tentang perselisihan antara dirinya dan sang ibu.

"Gue beneran enggak ngerti kenapa ibu-ibu tuh kayak ga suka anak ceweknya happy ya? In context happy yang ga sama dia gitu? Kenapa sih ada aja cara buat bikin badmood," tulis akun @sisicengeng.

Lebih lanjut, pemilik akun tersebut mencontohkan jika seorang ibu kerap memarahi anak perempuannya ketika hendak main keluar, membawa teman ke rumah, hingga saat menjalani hubungan dengan lawan jenis.

Di sisi lain, anak perempuan pemilik akun tersebut begitu menyayangi ibunya. Namun, ia juga merasa sedih mengapa sang ibu tidak bisa melihatnya bahagia.

"Terus sebenernya sedihnya adalah, gue sayang banget sama ibu gue, to the my brain gaslighting my self, gue jadi merasa bersalah kalau gue happy, gue sedih aja kenapa dia gabisa seneng liat gue seneng," lanjutnya.

"Im not doing anything wrong tho, semoga sehat-sehat semua ibu di dunia ini," lanjutnya.

Berdasarkan pengalaman pemilik akun @sisicengeng, kamu tentu semakin bertanya apakah benar ibu sering marah, bahkan iri, dengan anak perempuannya.

Menurut Ratna Yunita Setiyani Subardjo, seorang psikolog dari Universitas Aisyiyah Yogyakarta mengatakan ada beberapa penyebab mengapa ibu mudah marah pada anak perempuannya.

Baca Juga: Setiap 10 Menit, 1 Perempuan Menjadi Korban Pembunuhan orang Terdekat

1. Gap Generasi

Ibu yang suka marah pada anak perempuannya bisa disebabkan karena jauhnya perbedaan generasi.

Setiap generasi memiliki budaya berbeda, hal ini lah biasanya membuat seorang ibu kerap salah menilai apa yang tengah anaknya lakukan.

2. Membandingkan dengan Dirinya Sendiri

Rasa mudah marah ibu ini juga bisa muncul karena menaruh harapan yang sangat tinggi pada anak perempuan.

Tanpa disadari, hal tersebut justru membuat ibu membandingkan anaknya dengan dirinya saat masih muda.

"Semua kacamatanya dilihat dari bagaimana si ibu dulu. Kan dulu zamannya enggak begini. Kan ibu dulu aja bisa seperti itu, sekarang kenapa kamu enggak," ujar Ratna seperti dikutip dari Kompas.com.

3. Rasa Kepemilikan yang Tinggi

Baca Juga: 6 Pelajaran Hidup dari Film Disney yang Bisa Diajarkan pada Anak Perempuan

Rasa khawatir yang berkembang secara berlebihan bisa membentuk sifat posesif, bukan hanya pada pasangan tetapi juga oleh orang tua, termasuk ibu.

"Misalnya, anaknya ingin main tetapi ibunya melarang karena rasa cemas berlebihan. Sebenarnya rasa khawatir ini berarti begitu besar sayangnya, tapi ini menjadi hal yang posesif," imbuhnya.

Hal inilah akhirnya membuat ibu memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap anak perempuannya.

Jika Kawan Puan berada di situasi seperti ini, berontak dan marah kepada ibu bukanlah jalan keluarnya.

Alih-alih memahami situasi satu sama lain, kondisi ini justru membuat hubunganmu dan ibu semakin kusut.

Penulis pernah mendapati kerabat yang mengalami situasi serupa.

Untuk menghadapinya, alangkah baiknya jika Kawan Puan mencoba membicarakan hal ini.

Komunikasikan bahwa prasangka atau perilaku yang dilakukan ibu membuatmu sedih.

Jelaskan pada mereka apa kegiatanmu, misal sekedar keluar bersama teman.

Ambil waktu dan tempat yang tepat untuk membahas ini bersama ibu demi menghindari kesalahpahaman lebih rumit.

Di sisi lain, ibu juga perlu memiliki pikiran yang terbuka, apalagi zaman sudah berbeda.

Memberikan kebebasan pada anak untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri juga diperlukan.

Apalagi anak tidak akan selalu hidup selamanya bersama ibunya, bukan?

Baca Juga: Laporan PBB: 140 Perempuan dan Anak Dibunuh Kerabat Setiap Harinya

(*)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Seperti Aurelie Moeremans, Ini yang Perlu Disiapkan Jika Ingin Menikah di Luar Negeri