Perspektif Milenial dan Gen Z tentang Pernikahan: Antara Realitas dan Harapan

Arintha Widya - Kamis, 5 Desember 2024
Beginikah Perspektif Milenial dan Gen Z tentang Pernikahan?
Beginikah Perspektif Milenial dan Gen Z tentang Pernikahan? iStockphoto

Parapuan.co - Kawan Puan, asal tahu saja tren marriage is scary yang sempat ramai beberapa waktu lalu tidaklah muncul begitu saja.

Barangkali, tren ini sudah ada sejak beberapa tahun terakhir, tetapi kala itu istilah marriage is scary belum digunakan.

Faktanya, angka pernikahan di Indonesia memang menunjukkan penurunan yang signifikan dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Laporan Statistik Indonesia 2024 seperti dikutip dari Kompas.com mencatat, angka pernikahan tahun 2023 sebanyak 1.577.255.

Angka itu turun 128.093 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana pada 2022 angka pernikahan tercatat sebanyak 1.705.348.

Bila dirunut ke belakang, angka pernikahan tahun 2023 menjadi yang terendah sejak 1997/1998 silam.

Hal ini bisa menunjukkan bahwa generasi milenial dan Gen Z mempunyai perspektif yang sama mengenai pernikahan.

Terlebih jika mendapati bahwa tren marriage is scary banyak diunggah oleh pengguna media sosial dari kalangan milenial dan Gen Z.

Perspektif Generasi Milenial dan Gen Z tentang Pernikahan

Baca Juga: Sebelum Perempuan Menikah, Ini Ciri-Ciri Laki-Laki yang Sebaiknya Tidak Dinikahi

Pernikahan, yang dulu dianggap sebagai tujuan hidup utama, kini menjadi topik yang semakin dipertanyakan oleh generasi Milenial dan Gen Z.

Dua generasi ini memiliki pandangan yang unik dan sering kali berbeda dari generasi sebelumnya terkait pernikahan.

Apa yang membuat mereka ragu? Apa yang sebenarnya mereka harapkan? Yuk, simak!

1. Perubahan Prioritas Hidup

Milenial dan Gen Z cenderung memprioritaskan karier, pendidikan, dan kebebasan pribadi sebelum menikah.

Banyak dari mereka merasa pernikahan bukan lagi kebutuhan mendesak, melainkan pilihan yang harus dipertimbangkan matang-matang.

2. Krisis Keuangan

Biaya hidup yang semakin tinggi, terutama untuk generasi yang tumbuh di tengah ketidakstabilan ekonomi global, membuat pernikahan terasa seperti beban finansial.

Milenial dan Gen Z lebih memilih menabung untuk hal-hal seperti rumah atau perjalanan daripada menggelar pernikahan besar-besaran.

Baca Juga: Pentingnya Pemberdayaan Perempuan untuk Mencegah Pemaksaan Perkawinan

3. Ketakutan terhadap Perceraian

Banyak dari mereka, termasuk penulis, yang tumbuh dalam keluarga dengan pengalaman perceraian.

Trauma masa kecil ini memengaruhi cara dua generasi ini memandang pernikahan, sehingga lebih berhati-hati dan bahkan takut untuk menikah.

4. Tekanan Sosial yang Berubah

Jika dulu menikah muda adalah norma, kini tekanan sosial untuk menikah di usia tertentu semakin berkurang.

Kebebasan memilih waktu dan pasangan menjadi nilai yang lebih dihargai oleh generasi muda.

Apa yang Milenial dan Gen Z Harapkan dari Pernikahan?

1. Kemitraan yang Setara

Milenial dan Gen Z menginginkan hubungan yang setara. Bahwasanya peran dalam rumah tangga adalah tanggung jawab bersama, bukan didasarkan pada gender tertentu.

Baca Juga: Fenomena Pasutri Cerai karena Beda Pilihan Politik, Jangan-Jangan Hubunganlah yang Rapuh

Mereka cenderung tidak menyukai peran tradisional yang terlalu mengikat, seperti istri harus mengurus rumah tangga atau suami menjadi pencari nafkah utama.

2. Hubungan yang Otentik dan Emosional

Pernikahan bagi milenial dan Gen Z adalah tentang saling memahami dan mendukung.

Mereka menginginkan pasangan yang bisa menjadi teman hidup sekaligus mitra yang menghormati batasan dan nilai-nilai pribadi.

3. Kebebasan dalam Hubungan

Pernikahan bukan berarti kehilangan identitas atau kebebasan. Seperti penulis, yang setelah menikah masih mendapatkan kebebasan untuk berkarier.

Generasi muda ingin menjaga kemandirian mereka, baik dalam karier, hobi, maupun pergaulan, meskipun sudah menikah.

Kurang lebih, itulah perspektif milenial dan Gen Z sebagai generasi yang banyak saling bersinggungan di lingkungan kerja maupun sosial, dalam memandang pernikahan.

Baca Juga: Perempuan Punya Banyak Alasan untuk Takut Menikah, Tapi Patriarki Jadi Pendorongnya

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Pakar Bocorkan Cara Mengubah Gaya Hidup YOLO Jadi YONO, Seperti Apa?