Baca Juga: Unilever Dorong Pengadaan Barang dan Jasa yang Responsif Gender di Sektor Swasta
3. Manfaat: Memberikan manfaat nyata bagi perempuan sambil meminimalkan risiko yang mungkin timbul.
4. Perencanaan: Melibatkan perempuan sejak awal proses perencanaan kebijakan.
5. Aksi: Memberikan peran aktif kepada perempuan dalam seluruh tahapan kegiatan.
6. Monitoring dan Evaluasi (Monev): Mengikutsertakan perempuan dalam proses pemantauan dan evaluasi kebijakan.
Memenuhi Kebutuhan Praktis dan Strategis Perempuan
1. Contoh Kebutuhan Praktis:
- Penyediaan ruang laktasi di tempat kerja untuk mendukung ibu menyusui.
- Fasilitas penitipan anak (daycare) di tempat kerja.
- Penerangan yang memadai di jalan untuk mendukung rasa aman perempuan.
- Cuti pasca melahirkan untuk ayah dan ibu agar keduanya dapat berbagi peran dalam merawat anak.
2. Contoh Kebutuhan Strategis:
- Kebijakan afirmasi untuk mempercepat kesetaraan kesempatan bagi perempuan, misalnya dalam bidang politik.
- Program kepemimpinan bagi perempuan di berbagai institusi publik untuk meningkatkan representasi dan partisipasi mereka.
Kebijakan responsif gender bertujuan menciptakan keadilan dan kesetaraan dengan mengintegrasikan perspektif gender di semua bidang pembangunan.
Melalui indikator yang jelas, partisipasi aktif perempuan, serta pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis, kebijakan ini diharapkan mampu mengatasi ketimpangan dan menciptakan peluang yang setara bagi laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: Perlunya Kolaborasi untuk Inklusivitas yang Responsif Gender dan Ramah Anak
(*)