Parapuan.co - Apa yang terjadi jika anak di bawah umur menggunakan media sosial?
Teknologi yang semakin maju saat ini membuatnya mudah diakses, termasuk oleh anak-anak.
Penulis kerap menemukan anak-anak di bawah 18 tahun sudah bermain media sosial.
Di sisi lain, paparan media sosial terlalu dini pada anak menyebabkan gangguan tidur, malas belajar, isolasi sosial, hingga gangguan kesehatan mental.
Beberapa waktu lalu, pemerintah Australia telah menerapkan kebijakan baru terkait pembatasan penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Dalam aturan tersebut, anak-anak tidak diperkenankan menggunakan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat.
Kebijakan baru yang diterapkan Australia ini bertujuan untuk melindungi kesehatan mental dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Terkait kebijakan di atas, psikolog Ratih Ibrahim menjelaskan beberapa manfaat tidak menggunakan media sosial bagi anak-anak.
1. Mengembalikan Anak pada Masa Kanak-Kanak
Baca Juga: Kemandirian Perempuan: Motivasi atau 'Ancaman' bagi Laki-Laki?
Ratih Ibrahim menyebut bahwa anak-anak yang tidak terpapar media sosial sejak dini memungkinkan menjalani masa kecil seperti seharusnya.
"Buat saya tidak masalah, malah benar. Supaya apa? Agar anak-anak tumbuh sebagai anak-anak, fokus bertumbuh, dan belajar secara wajar," ujar Ratih Ibrahim dikutip dari Kompas.com.
Tanpa media sosial, anak-anak dapat lebih fokus bermain, berinteraksi langsung dengan teman sebaya, dan mengeksplorasi dunia nyata.
2. Tumbuh Kembang Lebih Optimal
Masa sebelum usia 16 tahun merupakan periode penting bagi perkembangan otak, emosi, dan karakter anak.
Di usia tersebut, anak-anak seharusnya belajar mengelola hubungan sosial secara langsung, memahami emosi, dan membuat keputusan sederhana.
"Secara fungsional, menjalani kehidupan tanpa media sosial, artinya anak-anak hidup dengan normal," imbuhnya.
3. Lebih Sehat Secara Mental
Baca Juga: Merasa Takut Jatuh Cinta? Bisa Jadi Kamu Mengalami Philophobia!
Anak-anak yang tidak kecanduan media sosial cenderung memiliki perkembangan mentalnya lebih seimbang.
Dengan pembatasan media sosial, anak-anak diharapkan dapat mengambil keputusan secara bijak dan memilah mana yang baik atau buruk.
Kawan Puan, demikian penjelasan pakar terkait kebijakan pembatasan penggunaan media sosial untuk anak di Australia dan berbagai manfaatnya.
Untuk diketahui, pembatasan penggunaan media sosial ini adalah hal yang penting.
Selain mencegah adanya masalah sosial dan mental, pembatasan media sosial juga menghindari anak-anak dari hal yang tidak diinginkan.
Kerap didapati bahwa penggunaan media sosial bisa membuat anak-anak mengakses berbagai informasi secara bebas, termasuk video dewasa.
Bahkan beberapa waktu lalu, kasus pelecehan seksual terjadi lantaran anak kecanduan menonton video dewasa.
Mirisnya, pelaku pelecehan juga merupakan anak di bawah umur, sama dengan korbannya.
Kalau Australia saja sudah menerapkan kebijakan ini, bagaimana dengan Indonesia?
Apalagi banyak kasus anak kecanduan menonton film dewasa yang bisa ia akses melalui media sosial.
Baca Juga: Instagram Punya Fitur Teen Accounts Khusus Remaja, Ini yang Perlu Orang Tua Tahu
(*)