Apa Itu Ethical Slow Fashion, yang Bisa Ciptakan Dunia Mode Lebih Berkelanjutan?

Tim Parapuan - Sabtu, 14 Desember 2024
Ethical Slow Fashion
Ethical Slow Fashion DOk. Ken Devina/Parapuan

Parapuan.co – Kawan Puan, di tengah maraknya tren fast fashion yang terus berganti, konsep slow fashion mulai mencuri perhatian.

Chief Executive Officer TORAJAMELO, Aparna Bhatnagar Saxena, berbagi pandangannya tentang pentingnya mengadopsi ethical slow fashion sebagai langkah untuk menciptakan masa depan di dunia mode yang lebih berkelanjutan.

"Semua orang suka terhadap produk baru dan sesuai tren, tetapi terkadang ada masalah di mana tren fesyen berkembang sangat cepat. Akibatnya, muncul dampak buruk seperti limbah pakaian yang tidak terpakai," ujar Aparna dalam acara Media Media Gathering Lion Parcel x TORAJAMELO di Kantor Torajamelo, Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Ia menambahkan bahwa slow fashion hadir sebagai solusi atas persoalan ini, karena konsep ini lebih mengedepankan nilai-nilai tradisional dan autentik, yang sekaligus meningkatkan nilai dalam sebuah produk bagi pelanggan.

"Dengan slow fashion, pelanggan tidak hanya membeli pakaian, tetapi juga kualitas serta cerita di balik produk tersebut," katanya.

"Mereka akan lebih memilih satu baju yang disukai daripada memiliki banyak baju yang akhirnya tidak digunakan," jelas Aparna.

Menurut Aparna, konsumen yang memilih produk berkualitas cenderung lebih loyal terhadap sebuah merek.

"Meskipun kuantitas pembelian tidak sering, mereka tetap akan loyal karena merasa terhubung dengan nilai-nilai merek tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Berdayakan Penenun Lokal, Lion Parcel dan TORAJAMELO Kolaborasi Dukung Fesyen Berkelanjutan

 

Mengatasi Tantangan Fast Fashion

Tren fast fashion yang menawarkan produk dengan harga murah dan variasi tak terbatas memang menggoda banyak konsumen.

Namun, Aparna mengingatkan bahwa fast fashion dan slow fashion sebenarnya sedang merebut perhatian konsumen dalam hal kualitas versus kuantitas.

"Fast fashion fokus pada high quantity, sementara slow fashion menonjolkan high quality. Ini yang membuat keduanya berbeda dalam memberikan pengalaman kepada pelanggan," kata Aparna.

Di TORAJAMELO, konsep slow fashion diwujudkan melalui karya para penenun lokal, khususnya perempuan di Indonesia Timur.

Dengan memanfaatkan kain tenun berkualitas tinggi, TORAJAMELO memberikan platform bagi komunitas lokal untuk memperkenalkan budaya mereka sekaligus memberdayakan ekonomi mereka.

Melalui pendampingan dan pelatihan, TORAJAMELO memastikan para penenun dapat menghasilkan karya terbaik yang sesuai dengan nilai-nilai slow fashion.

Aparna juga percaya bahwa slow fashion membantu konsumen lebih menghargai nilai sebuah produk.

"Ketika konsumen memahami cerita dan proses di balik produk, mereka akan lebih sadar akan pentingnya kualitas dibandingkan kuantitas. Ini juga menciptakan hubungan emosional antara konsumen dan merek," ungkapnya.

Baca Juga: ESMOD Jakarta Tampilkan Inovasi dan Kreativitas Generasi Muda Fashion Indonesia

Kawan Puan, dengan mengadopsi gaya hidup slow fashion, kita tidak hanya membantu mengurangi limbah pakaian, tetapi juga mendukung pelestarian budaya dan pemberdayaan komunitas lokal.

Sebagaimana disampaikan Aparna, memilih untuk membeli produk berkualitas dan autentik adalah langkah kecil yang dapat menciptakan dampak besar bagi lingkungan dan sosial.

Dengan begitu, kita bisa menjadi bagian dari perubahan yang mendukung keberlanjutan sekaligus menghargai nilai-nilai budaya yang ada. 

(*)

Ken Devina

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Apa Itu Ethical Slow Fashion, yang Bisa Ciptakan Dunia Mode Lebih Berkelanjutan?