Kasus Perundungan di Sekolah Masih Marak Terjadi, Sudahkah Berpihak pada Korban?

Saras Bening Sumunar - Jumat, 13 Desember 2024
Kasus perundungan atau bullying di sekolah.
Kasus perundungan atau bullying di sekolah. IstockPhoto

Parapuan.co - Walau seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak menimba ilmu, ironisnya masih terjadi sejumlah kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah.

Sayangnya lagi, penulis juga masih menemukan kasus perundungan yang sengaja ditutup-tutupi oleh beberapa pihak, yang tidak mendukung korban.

Misalnya saja dugaan perundungan atau bullying yang dialami oleh siswa kelas IX SMP yang berinisial CW (14).

CW melaporkan dugaan perundungan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Namun setelah membuat laporan dugaan perundungan, pihak sekolah justru meminta untuk mencabut laporan tersebut.

Ketika menolak, CW dicap sebagai siswa yang egois dan dituduh mencemarkan nama baik sekolah.

"Lebih mengejutkan lagi, sekolah menyebut kalau CW mencemarkan nama baik," ujar Johan Widjaja selaku pengacara CW dikutip dari Kompas.com.

Johan menjelaskan bahwa korban diduga mengalami perundungan sejak kelas VII.

Karena bicaranya gagap, CW sering menjadi sasaran ejekan dan kekerasan fisik dari enam teman kelasnya.

Baca Juga: Berani Bersuara, Langkah Nyata Remaja Melawan Kekerasan di Sekolah

Saat ini, kasus dugaan bullying yang dialami CW tengah didalami pihak kepolisian.

Rencananya, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) akan mempertemukan pengadu, teradu, serta pihak sekolah.

"Saya belum bisa menyimpulkan pengaduan yang diadukan CW benar terjadi atau tidak. Karena pengakuan enam teradu tidak seperti yang disampaikan CW. Biar jelas semua rencananya akan saya pertemukan," ujar penyidik PPA Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Ia mengatakan, saat dimintai keterangan, keenam teradu mengaku sering bergaul dengan CW di sekolah.

Bahkan guru yang sudah dipanggil menyebutkah, bahwa setelah CW mengaku menjadi korban bully, enam teradu sudah pernah dihukum selama dua minggu mengikuti pelajaran di ruangan guru bimbingan sekolah (BK).

"Tapi CW enggak betah di kelas, enggak ada enam temannya. Sama CW enam temannya didatangi di ruangan guru BK. Jadi sebenarnya sekolah sudah kasih tindakan," kata penyidik ini.

Hal yang Termasuk Komponen Perundungan

Terlepas laporan dugaan yang dialami oleh CW, penting untuk diketahui bahwa ada beberapa hal yang termasuk komponen perundungan:

Baca Juga: Terlanjur Terjadi, Begini 3 Cara Guru Menyikapi Perundungan di Sekolah

1. Kekuatan yang Tidak Seimbang

Kekuatan yang tidak seimbang menjadi aspek yang membuat korban sulit mempertahankan dirinya dari serangan pelaku.

Perbedaan ini bisa secara fisik atau psikologi, misalnya pelaku memiliki badan yang lebih besar atau lebih senior.

2. Merupakan Aksi yang Berulang

Pelaku biasanya menyerang korban berkali-kali dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

3. Tindakan yang Disengaja

Pelaku sengaja melakukan perilaku perundungan kepada korban.

Bagaimana Perundungan di Sekolah Terjadi?

Kasus perundungan di sekolah bisa terjadi karena beberapa hal.

Baca Juga: Lawan Perundungan di Industri Hiburan Korsel, Hanni NewJeans Beri Kesaksian

Misalnya karena pengaruh paparan media sosial, lingkungan, kurangnya pengawasan, atau malah masalah psikologi pelaku.

Perundungan di sekolah juga bisa terjadi saat siswa sedang berada di dalam kelas maupun di luar kelas.

Mengingat sekolah rawan menjadi tempat bullying terjadi, maka semua elemen harus bergandengan tangan dalam mengampanyekan pendidikan bebas perundungan.

Setiap anak memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa adanya intimidasi dari siapa pun.

Pihak satuan pendidikan seperti kepala sekolah maupun guru diharapkan juga dapat memberikan pemahaman pada siswa terkait tindak perundungan.

Perundungan bukan hanya masalah menindas satu sama lain tapi juga bisa berakhir pada tindak kekerasan dan penganiayaan.

Jangan berikan ruang untuk pelaku perundungan atau bullying di tempat yang seharusnya aman untuk anak.

(*)