Artinya, meskipun seorang perempuan telah mencapai kemandirian dan dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri, masyarakat tetap cenderung mengharapkan mereka untuk memiliki pasangan atau keluarga.
Selain itu, perempuan seringkali masih diharapkan menjalankan peran domestik.
Contohnya, mengurus anak, memasak, hingga melayani suami.
Endang menegaskan bahwa pada intinya, batas kemandirian perempuan terletak pada keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan pribadi dan kontribusi pada komunitas atau keluarga.
Kawan Puan, terlepas dari sejauh masa kemandirian perempuan, konsep ini pada dasarnya bertujuan untuk mengubah pandangan tradisional.
Perempuan yang awalnya dipandang lemah, kini mereka bisa berdaya.
Para perempuan juga memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk meraih mimpi dan mewujudkan cita-cita mereka.
Bukan hanya itu, perempuan juga bisa berdaya dalam berbagai aspek terutama ekonomi, pendidikan, hingga pekerjaan.
Dengan adanya kemandian perempuan ini, diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang lebih setara dan inklusif tanpa adanya intimidasi.
Baca Juga: Dedikasi Besar pada Masyarakat Pedalaman, Bidan di Papua Ini Jadi BA Brand Kecantikan
(*)