Prediksi Ekonomi Indonesia 2025: Harapan Pemulihan Sektor Keuangan

Tim Parapuan - Selasa, 17 Desember 2024
Tips hemat mengatur investasi di tengah kemungkinan resesi ekonomi.
Tips hemat mengatur investasi di tengah kemungkinan resesi ekonomi. Leonid Sorokin

Parapuan.co - Perekonomian global pada tahun 2025 diperkirakan akan memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi Indonesia, terutama di sektor keuangan

Hal ini disampaikan oleh Business Development Advisor dari Bursa Efek Indonesia, Poltak Hotradero.

Poltak memprediksi bahwa pada tahun 2025, sektor keuangan Indonesia akan mulai bergerak kembali, dengan tekanan yang mulai menurun.

Ia juga mengungkapkan bahwa sektor keuangan akan lebih stabil karena adanya penyesuaian kebijakan dari pemerintah yang diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi.

Meskipun begitu, tantangan besar tetap ada, salah satunya terkait dengan penerimaan pajak yang masih stagnan.

Ia juga menyoroti perbedaan yang cukup mencolok antara penerimaan pajak Indonesia yang berada di kisaran 10 persen dengan negara-negara tetangga seperti Thailand yang sudah mencapai hampir 14 persen.

Masalah ini perlu menjadi perhatian serius agar penerimaan pajak bisa ditingkatkan, yang pada akhirnya akan mendukung pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

"PPN memang mengalami kenaikan, namun ini merupakan langkah yang diambil untuk meningkatkan penerimaan pajak, yang saat ini masih terbatas, kalau kita lihat, meskipun ekonomi tumbuh, penerimaan pajaknya tetap stagnan," kata Poltak dalam acara Economy Outlook 2025: How Insurance and Media Industry Navigate the Uncertainty, di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Baca Juga: Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Ini Pentingnya Proteksi Keuangan

 

Meskipun angka pertumbuhan ekonomi global tidak terlalu besar, pencapaian ini dianggap signifikan karena dapat menghindari potensi resesi yang lebih dalam.

Namun, ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan besar.

Beberapa faktor, seperti gejolak geopolitik, upaya pemulihan ekonomi dari negara-negara besar yang terdampak krisis, serta tingginya utang negara-negara berpenghasilan rendah, turut memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi global.

Selain itu, ketidakpastian pasca Pemilu Amerika Serikat, dengan pergantian kepemimpinan yang dapat memengaruhi kebijakan ekonomi dunia, juga menjadi perhatian utama.

Poltak memproyeksikan bahwa perekonomian global kemungkinan akan stagnan di angka 3,2 persen pada tahun depan.

"Saat ini, kita sedang menghadapi situasi soft landing, di mana ekonomi global mengalami perlambatan yang diharapkan dapat menghindari resesi lebih dalam," jelas Poltak.

Ia juga menambahkan bahwa bank sentral di berbagai negara berusaha menaikkan suku bunga dengan hati-hati untuk menanggulangi inflasi tanpa menimbulkan dampak negatif yang lebih parah bagi perekonomian.

Tantangan Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

Sementara itu, kondisi perekonomian Indonesia juga diprediksi akan menghadapi ketidakpastian yang cukup besar.

Baca Juga: Wamen PPPA Dorong Perempuan Berdaya Ekonomi untuk Putus Rantai Kekerasan

Selain dipengaruhi oleh situasi ekonomi global, Indonesia juga tengah menunggu kebijakan ekonomi dari pemerintah baru.

Meskipun begitu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada triwulan III 2024, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan yang stabil, yaitu sebesar 4,95 persen.

Angka ini sedikit melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05 persen dan 5,11 persen, meskipun masih didorong oleh faktor musiman seperti Pemilu, Ramadan, Idulfitri, serta liburan sekolah.

Poltak menyebutkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga, terdapat tanda-tanda perlambatan apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Momen Natal dan Tahun Baru diprediksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal selanjutnya, namun ia menilai bahwa tidak akan ada lonjakan yang signifikan.

Ketidakpastian ekonomi ini jelas memengaruhi daya beli masyarakat.

Beberapa sektor mengalami lonjakan harga, seperti bahan pokok, BBM, gas elpiji, serta adanya rumor kenaikan iuran BPJS dan tarif transportasi.

Kondisi ini membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam melakukan pengeluaran, yang tentu saja berdampak pada konsumsi dan aktivitas ekonomi secara umum.

Sektor manufaktur Indonesia juga mengalami penurunan, dengan Purchasing Managers Index (PMI) yang tercatat turun menjadi 49,7 pada Juli 2024.

Baca Juga: Kewirausahaan Perempuan Ciptakan Peluang Kerja yang Lebih Inklusif

"Angka ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas ekonomi yang cukup signifikan, bahkan merupakan level terendah sejak Agustus 2021," kata Poltak lagi.

Selain itu, ia menambahkan tingkat pengangguran juga mengalami peningkatan, seiring dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di berbagai sektor.

Dampak Ekonomi Terhadap Masyarakat Kelas Menengah

Kelompok masyarakat yang paling terdampak oleh kondisi ekonomi saat ini adalah kelas menengah.

Masyarakat kelas menengah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas perekonomian Indonesia karena mereka adalah konsumen utama di berbagai sektor.

Namun, dengan menurunnya daya beli, banyak dari mereka yang terpaksa mengurangi pengeluaran, yang pada gilirannya memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Poltak memberikan saran agar masyarakat tetap menjaga keuangan mereka dengan bijak.

"Selalu pastikan cash flow tetap sehat, hindari menumpuk utang, dan miliki dana darurat serta aset lancar yang cukup," ujarnya.

Selain itu, meskipun masa ekonomi sulit, ia juga mengingatkan untuk tetap melakukan investasi yang tepat dan memiliki proteksi yang memadai, seperti BPJS atau asuransi swasta.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari sisi internal maupun eksternal.

Ketidakpastian ekonomi global dan domestik memerlukan perhatian serius, dan kebijakan yang bijak dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan yang lebih stabil.

Oleh karena itu, masyarakat juga perlu tetap waspada dan menjaga kondisi keuangan mereka agar dapat bertahan melalui masa-masa sulit ini.

Baca Juga: Penghapusan Piutang UMKM, Bantu Pelaku Usaha Perempuan Pulihkan Ekonomi

(*)
Ken Devina

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Tampil Modis saat Perayaan Tahun Baru Imlek dengan Brand Mewah Ini