Pahlawan Devisa, Tapi Rentan Jadi Korban: Bagaimana Nasib Perlindungan Perempuan Migran dari Kekerasan?

Tim Parapuan - Selasa, 17 Desember 2024
Perempuan pekerja migran Indonesia rentan alami kekerasan berbasis gender.
Perempuan pekerja migran Indonesia rentan alami kekerasan berbasis gender. (Getty Images)

 

Angka ini mencerminkan besarnya kerentanan perempuan pekerja migran terhadap berbagai bentuk kekerasan, baik fisik, psikis, maupun seksual, selama proses migrasi maupun di negara tujuan.

Selain itu, status migrasi yang tidak sah sering kali memaksa perempuan bekerja di sektor informal, seperti pekerjaan rumah tanggga yang minim perlindungan hukum dan rentan terhadap eksploitasi.

Perempuan migran juga sering kali bekerja dalam kondisi yang tidak layak, upah rendah, jam kerja panjang, dan tanpa jaminan keselamatan.

Padahal, perempuan pekerja migran memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dan pembangunan sosial di negara tujuan maupun negara asal.

Remitansi atau pengiriman uang dari pekerja migran ke Indonesia menjadi salah satu sumber pendapatan penting yang menggerakkan roda perekonomian keluarga.

Menurut BP2MI, remitansi dari PMI mampu menyumbang ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.

Namun, di balik angka besar tersebut, kesejahteraan dan keamanan perempuan pekerja migran masih menjadi tantangan yang harus diatasi bersama.

Perlu Kebijakan Migrasi yang Responsif Gender

Baca Juga: Kisah Hidup Maizidah Salas hingga Jadi Salah Satu Perancang UU Perlindungan TKI

Sumber: unwomen.org,ekon.go.id,komnasperempuan.go.id
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Pahlawan Devisa, Tapi Rentan Jadi Korban: Bagaimana Nasib Perlindungan Perempuan Migran dari Kekerasan?