Parapuan.co - P3LP adalah bentuk dukungan psikologis dasar dan sederhana yang diberikan kepada individu yang menghadapi peristiwa berat atau krisis, yang menyebabkan luka psikologis.
Krisis sendiri merupakan kejadian yang memicu tekanan luar biasa, sedangkan luka psikologis merujuk pada ketidaknyamanan emosional yang berlebihan hingga mengganggu rutinitas harian.
Seperti halnya P3K untuk menangani cedera fisik, P3LP diharapkan menjadi langkah awal dalam menangani masalah kesehatan jiwa sehari-hari.
Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan telah menyusun enam buku saku panduan bagi First Aider.
Buku ini dirancang untuk berbagai lingkungan seperti sekolah (PAUD, SD, SMP/SMA), perguruan tinggi, tempat kerja, hingga masyarakat umum.
Tujuannya adalah meningkatkan literasi masyarakat terkait kesehatan jiwa dan membimbing individu yang bertugas sebagai penolong pertama sebelum korban mendapatkan bantuan profesional.
Dalam upaya mengatasi luka psikologis, Kemenkes menargetkan terbentuknya 1 juta First Aider P3LP dalam satu tahun.
Diharapkan, kolaborasi dengan media dan influencer yang peduli kesehatan jiwa dapat memperkuat kampanye #PeduliSayangiJiwa, sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya deteksi dini masalah kesehatan jiwa.
Langkah ini bertujuan memastikan penanganan yang cepat dan tepat, mencegah masalah berkembang lebih parah, dan membantu individu menjalani hidup yang lebih baik.
Baca Juga: Hindari Self Diagnose, Ini Cara Skrining Kesehatan Jiwa Gratis Lewat Aplikasi Kemenkes
Media sosial juga menjadi alat strategis untuk menyebarluaskan edukasi dan kampanye ini.
Melibatkan figur publik yang peduli terhadap isu kesehatan jiwa diharapkan dapat mempercepat penyampaian informasi mengenai P3LP dan pentingnya skrining kesehatan jiwa.
Ini menjadi krusial mengingat masih banyak orang yang belum menyadari kondisi psikologis mereka atau kurang peduli dengan orang sekitar yang mungkin mengalami hal serupa.
“Luka psikologis bisa disebabkan karena tekanan hidup atau stres sehari-hari, misalnya perundungan, konflik dalam keluarga, kehilangan orang terdekat, penolakan, kegagalan dan lain-lain. Namun sayangnya, belum banyak masyarakat yang menyadari luka psikologisnya sejak dini, sehingga tidak mendapatkan penanganan awal yang baik dan menjadi masalah kejiwaan,” ujar Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Pambudi, MPHM.
Kampanye #PeduliSayangiJiwa dirancang untuk mendorong kepedulian terhadap kesehatan jiwa, dimulai dari langkah kecil seperti memberikan pertolongan pertama pada luka psikologis.
Jika masalah yang dialami sudah berdampak pada aktivitas sehari-hari, masyarakat disarankan untuk segera melakukan skrining kesehatan jiwa sebagai bentuk deteksi dini. (*)
Baca Juga: Perempuan Perlu Rutin Cek Kesehatan Jiwa, Ini Cara Mudah untuk Mendeteksi Dini