Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dibuat gelisah dengan isu keamanan digital ransomware.
BRI diduga terkena ransomware hingga tersiar kabar kebocoran data nasabah. Terkait hal ini, pihak BRI langsung memberi klarifikasi.
Melalui akun media sosial Instagram resmi, BRI menyatakan bahwa sistem dan transaksi bank berjalan normal dan keamanan data terjaga.
Adapun pernyataan resmi dari pihak BRI disampaikan oleh Arga M. Nugraha, Direktur Digital dan IT BRI seperti dikutip PARAPUAN!
Yth. Nasabah BRI. Sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai kebocoran data BRI, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
- Kami memastikan bahwa saat ini data maupun dana nasabah aman. Seluruh sistem perbankan BRI berjalan normal dan layanan transaksi kami dapat beroperasi dengan lancar.
- Nasabah tetap dapat menggunakan seluruh sistem layanan perbankan BRI, termasuk perbankan digital seperti BRImo, QLola, ATM/CRM, dan layanan BRI lainnya seperti biasa dengan keamanan data yang terjaga.
- BRI menegaskan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimiliki BRI telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman. Langkah-langkah proaktif dilakukan untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi.
Berkaitan dengan isu ransomware BRI di atas, Kawan Puan mungkin penasaran mengapa perbankan menjadi target utama kejahatan digital.
Rupanya, berikut sejumlah alasan yang menjadikan bank atau lembaga keuangan menjadi target empuk kejahatan digital seperti melansir Synpulse!
1. Nilai Data Keuangan yang Tinggi
Bank memiliki peran penting dalam melindungi data keuangan yang sensitif.
Baca Juga: Mengenal Phishing, Penipuan yang Bisa Menguras Data dan Uang Kita