Gejala Demam Babi Afrika
Babi yang terinfeksi ASF menunjukkan gejala-gejala berikut:
- Demam tinggi (41-42°C)
- Lesu dan kehilangan nafsu makan
- Muncul bercak merah pada kulit
- Keluar leleran dari mata atau hidung
- Diare
Kematian pada babi biasanya terjadi dalam 6-13 hari setelah infeksi, atau hingga 20 hari pada beberapa kasus.
Masa inkubasi virus ini berlangsung antara 4-19 hari, sementara periode akut berlangsung 3-4 hari.
Pada kasus yang tidak mematikan, babi bisa menjadi pembawa virus seumur hidup.
Penyebab dan Penularan
Virus penyebab ASF dapat bertahan dalam berbagai material tanpa perlakuan khusus.
Contohnya, virus ini dapat hidup hingga 15 hari dalam urine dan hingga 300 hari dalam daging olahan yang disimpan pada suhu ruang.
Penularan ASF terjadi melalui kontak langsung antara babi sehat dan babi yang terinfeksi; maupun kontak tidak langsung, seperti:
- Pakan sisa (swill).
- Manusia (peternak, dokter hewan, pedagang, paramedis).
- Objek atau material yang terkontaminasi, seperti pakaian, kendaraan, sepatu, atau sandal.
- Camplak (Ornithodorus sp.), yang menjadi pembawa virus namun belum ditemukan di Indonesia.
Baca Juga: Cacar Monyet Jadi Penyakit Global, Ini 10 Langkah Mencegah Penularan Mpox
Upaya Pencegahan
Walaupun tidak berbahaya bagi manusia, penyebaran ASF harus dicegah untuk melindungi industri peternakan.
Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran dan penularan penyakit demam babi Afrika:
- Melaporkan kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam waktu 1x24 jam jika menemukan babi sakit atau mati.
- Tidak menjual atau membeli babi yang sakit.
- Melakukan pembersihan dan desinfeksi kandang serta lingkungan peternakan.
- Mengonsumsi daging babi yang sehat, yang telah diawasi oleh otoritas berwenang dan dimasak matang.
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah kontaminasi.
Wabah demam babi Afrika adalah tantangan besar bagi peternak dan masyarakat.
Dengan memahami penyakit ini, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah preventif yang tepat.
Penyebaran penyakit ini dapat ditekan melalui kerja sama antara peternak, pemerintah, dan masyarakat luas.
Baca Juga: Bibir hingga Dagu Melepuh, Kenali Penyakit Herpes Oral pada Anak dan Cara Mengatasinya
(*)