Parapuan.co - Ketika membahas siapa yang lebih cepat jatuh cinta, laki-laki atau perempuan, jawabannya tergantung pada bagaimana cinta didefinisikan.
Perasaan seperti "percikan asmara" atau "kupu-kupu di perut" bukanlah indikator bahwa seseorang benar-benar jatuh cinta.
Penggambaran perasaan semacam itu bisa jadi hanya merujuk pada ketertarikan secara fisik atau limerence.
Faktanya, banyak ahli dan penelitian yang menjelaskan perbedaan cara laki-laki dan perempuan jatuh cinta.
Seperti apa? Simak uraiannya sebagaimana melansir dari Your Tango di bawah ini!
1. Laki-Laki Lebih Cepat Jatuh Cinta, Perempuan Tidak
Laki-laki umumnya jatuh cinta lebih cepat daripada perempuan. Hal itu terungkap dalam penelitian The Journal of Social Psychology terhadap 172 mahasiswa.
Hasilnya menunjukkan, laki-laki lebih cepat mengatakan "Aku mencintaimu" dibandingkan perempuan.
Lelaki rata-rata membutuhkan 88 hari untuk jatuh cinta, sedangkan perempuan membutuhkan 134 hari.
Baca Juga: Hatinya Lembut dan Sensitif, Ini 6 Zodiak yang Mudah Jatuh Cinta
Psikolog Marissa Harrison mengatakan bahwa perempuan cenderung menunda perasaan cinta secara tidak sadar karena alasan biologis.
"Perempuan memiliki lebih banyak yang dipertaruhkan secara reproduksi dengan berkomitmen pada laki-laki yang salah. Mereka lahir dengan jumlah sel telur yang terbatas, sementara pria menghasilkan jutaan sperma setiap hari," katanya.
Ketika seorang perempuan merasa tertarik secara fisik pada lelaki dalam waktu singkat, ia mungkin melihatnya sebagai tanda bahaya, berpikir bahwa ketertarikan tersebut lebih berdasarkan fantasi semata.
2. Laki-Laki Lebih Cenderung Mundur Ketika Mulai Merasa Serius
Pada titik tertentu dalam hubungan, baik laki-laki maupun perempuan sering merenungkan apakah hubungan tersebut layak dilanjutkan. Namun, lelaki sering mundur pada tahap ini.
"Sebagian lelaki menarik diri saat mereka menyadari bahwa mereka sedang mengembangkan perasaan yang nyata," jelas pelatih hubungan Alex Cormont.
"Sayangnya, ini bisa terjadi pada saat yang sama ketika perempuan mulai merasa memiliki perasaan yang sama. Ketakutan akan cinta ini muncul karena ada risiko besar yang dirasakan, seperti potensi kegagalan hubungan," imbuhnya.
Pada tahap ini, penting bagi kedua pasangan untuk memberikan ruang satu sama lain.
Sebuah studi dari University of Arizona juga menunjukkan bahwa laki-laki cenderung menarik diri ketika mereka merasa maskulinitas mereka terancam.
Baca Juga: Sulit Deteksi Red Flags, Ini Tips Agar Perempuan Tidak Jatuh Cinta pada Orang yang Salah
3. Pria Lebih Menyesali Ketidakbertindakan Dibanding Tindakan
Penelitian yang dipublikasikan dalam Personality & Social Psychology Bulletin menemukan bahwa laki-laki lebih cenderung menyesali ketika mereka tidak bertindak dibandingkan tindakan dalam hubungan romantis.
Sementara itu, perempuan melaporkan penyesalan karena tindakan dan saat mereka tidak bertindak berada dalam frekuensi yang hampir sama.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa laki-laki sering mengatakan "Aku mencintaimu" lebih dulu, karena mereka lebih memilih mengambil risiko daripada kehilangan kesempatan.
4. Perempuan Menjadi Kurang Selektif Setelah Mengalami Penolakan
Sebuah studi tahun 2017 dari The American Psychological Association terhadap 66 mahasiswi menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami penolakan menjadi "jauh lebih tidak selektif" ketika membuat pilihan romantis di masa depan.
Penelitian ini tidak dilakukan di Indonesia, jadi Kawan Puan mungkin punya pandangan yang berbeda.
5. Menolak Seseorang Lebih Berisiko Bagi Perempuan Dibandingkan Laki-Laki
Menurut tinjauan tahun 2017 terhadap empat studi sebelumnya dalam The Journal of Social Psychology, lelaki cenderung "menghukum" perempuan yang menolak mereka, sementara perempuan tidak melakukan hal yang sama terhadap lelaki.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa perempuan merasa lebih mungkin menerima penalti sosial ketika mereka menolak laki-laki, sehingga mereka lebih enggan untuk melakukannya dibandingkan pria," jelas para peneliti.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami fenomena ini dengan lebih baik.
Baca Juga: Merasa Takut Jatuh Cinta? Bisa Jadi Kamu Mengalami Philophobia!
(*)