Parapuan.co - Kehamilan merupakan perjalanan istimewa yang sering kali disertai kekhawatiran, terutama bagi ibu dengan kondisi fisik tertentu seperti skoliosis (kelainan tulang belakang melengkung) atau lordosis (punggung bungkuk).
Meski demikian, kondisi ini tidak perlu menjadi penghalang bagi ibu untuk menjalani kehamilan dengan nyaman. Dengan perawatan yang tepat dan konsultasi rutin, kehamilan tetap bisa berjalan sehat dan aman.
Rutin Memeriksakan Kehamilan
Kunci utama dalam menghadapi kehamilan dengan skoliosis atau lordosis adalah pemeriksaan rutin ke fasilitas kesehatan.
Pilihlah pusat kesehatan dengan fasilitas lengkap dan tenaga medis yang kompeten, baik bidan maupun dokter kandungan.
Untuk kasus yang memerlukan perhatian khusus, konsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan dan ahli lain, seperti dokter ortopedi atau fisioterapis, sangat dianjurkan.
Meski skoliosis dan lordosis umumnya tidak memengaruhi fertilitas, keduanya dapat memberikan tantangan tersendiri, terutama saat proses persalinan.
Kehamilan dengan Skoliosis
Pengaruh skoliosis pada kehamilan tergantung pada tingkat keparahannya:
Baca Juga: 3 Tips Menjaga Kesehatan Kandungan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil
1. Derajat Kelengkungan < 45 Derajat
Biasanya tidak memerlukan operasi.
Terapi non-invasif seperti terapi okupasional dan fisioterapi dapat membantu mengurangi keluhan selama kehamilan.
2. Derajat Kelengkungan > 45 Derajat
Ibu mungkin membutuhkan tindakan operasi pada tulang belakang sebelum hamil.
Meskipun skoliosis tidak memengaruhi kemampuan untuk hamil, ibu dengan kondisi ini perlu waspada saat persalinan normal.
Kesulitan saat mengejan atau mengangkat kepala dapat terjadi, sehingga diskusi dengan dokter kandungan dan dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang penting untuk menentukan metode persalinan terbaik.
Ingat, konsultasi dengan dokter adalah hal yang sangat penting.
Baca Juga: 7 Manfaat Jalan Kaki saat Hamil dan Tips Melakukannya Tiap Trimester
Kehamilan dengan Lordosis
Bagi ibu yang mengalami lordosis, salah satu tantangan utama selama kehamilan adalah nyeri punggung.
Hal ini terjadi karena bertambahnya beban di perut seiring pertumbuhan janin yang dapat memperburuk postur tubuh.
Beban ini membuat punggung bekerja lebih keras, sehingga memperparah keluhan nyeri.
Untuk mengatasi kondisi ini, ibu hamil disarankan menjaga postur tubuh tetap tegak dengan melakukan latihan khusus.
Latihan ini sebaiknya dilakukan dengan pendampingan ahli rehabilitasi medik untuk memastikan gerakan yang tepat dan aman.
Selain itu, konsultasi rutin tidak hanya dengan dokter kandungan tetapi juga dokter ortopedi sangat penting.
Langkah ini berguna untuk memantau kondisi tulang belakang serta mengelola rasa nyeri agar tidak mengganggu kenyamanan selama kehamilan.
Dengan kombinasi perawatan medis dan modifikasi gaya hidup, keluhan nyeri punggung akibat lordosis dapat diminimalkan.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Dipersiapkan Ibu Hamil Saat Memasuki Trimester Ketiga
Tips Sehat untuk Mengatasi Skoliosis dan Lordosis Saat Hamil
Menghadapi kehamilan dengan skoliosis atau lordosis membutuhkan perhatian khusus terhadap gaya hidup dan kesehatan tubuh.
Latihan ringan seperti yoga prenatal atau senam kehamilan yang dirancang khusus dapat menjadi solusi untuk memperkuat otot punggung serta meningkatkan fleksibilitas tubuh.
Penyangga punggung khusus ibu hamil juga sangat membantu dalam mengurangi tekanan pada tulang belakang, sehingga meringankan rasa nyeri.
Selain itu, ibu hamil juga perlu memperhatikan pola tidur dengan menggunakan bantal khusus yang dirancang untuk menopang tubuh selama tidur.
Bantal ini membantu mendistribusikan beban secara merata, sehingga punggung tidak terlalu terbebani.
Nutrisi juga menjadi aspek penting dalam menjaga kesehatan tulang. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup dapat mendukung kekuatan tulang dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dengan kombinasi langkah-langkah tersebut, kehamilan dengan kondisi skoliosis atau lordosis tetap bisa dijalani dengan nyaman dan aman.
Perawatan rutin dan gaya hidup yang sehat menjadi kunci utama untuk mendukung kesehatan ibu dan bayi. (*)
Baca Juga: Kelebihan dan Risiko Vasektomi, Kontrasepsi Pria yang Bakal Dilakukan Anji Pasca Cerai