Siapa Bilang Musim Liburan Enggak Bikin Burnout? Begini Tips Mencegahnya

Arintha Widya - Sabtu, 21 Desember 2024
Burnout saat liburan bisa terjadi, begini mencegahnya.
Burnout saat liburan bisa terjadi, begini mencegahnya. PeopleImages

Parapuan.co - Musim liburan sering kali menjadi momen yang penuh keajaiban, tetapi bagi banyak orang, terutama para orang tua, liburan juga dapat menjadi sumber stres yang luar biasa.

Dalam usaha menciptakan liburan yang istimewa bagi semua orang, burnout kerap menjadi pendamping yang tak diundang.

Agar tetap bisa menikmati liburan tanpa merasa kelelahan, berikut beberapa tips yang dapat membantumu dan keluarga menjalani musim ini dengan lebih bahagia seperti melansir Parents!

Burnout dan Musim Liburan: Sebuah Fenomena Umum

Burnout selama musim liburan bukanlah hal yang aneh. Ini sering muncul akibat tuntutan waktu dan emosi yang meningkat karena banyaknya acara dan tugas yang harus direncanakan.

Burnout berbeda dari stres biasa karena mencakup kelelahan emosional, perasaan tidak peduli, dan menurunnya rasa pencapaian diri.

"Setiap aktivitas untuk meningkatkan keajaiban liburan melibatkan kerja tak terlihat dan perencanaan," kata Dr. Cara Damiano Goodwin, seorang psikolog berlisensi.

Ia juga menambahkan bahwa beban mental yang lebih besar pada orang tua, terutama ibu, sering dikaitkan dengan risiko depresi, stres meningkat, dan kualitas hubungan yang lebih rendah.

Menurut psikolog Dr. Gail Post, "Banyak orang tua, terutama ibu, merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi sosial yang tidak realistis. Mereka cenderung merasa cemas, tertekan, bersalah, hingga kewalahan."

Baca Juga: Mahasiswa Alami Burnout, Lakukan 5 Hal Ini agar Semangat Kuliah Lagi

Langkah Mencegah Burnout Selama Liburan

1. Buat yang Tak Terlihat Menjadi Terlihat

Mulailah dengan menuliskan semua tugas liburan, baik yang besar seperti membeli hadiah, maupun detail kecil seperti menentukan ukuran pakaian atau cara membungkus hadiah.

Dengan memvisualisasikan semua tugas ini, kamu bisa memahami mengapa perasaan kewalahan sering muncul.

2. Bagi Tugas Secara Tim

Setelah daftar dibuat, ajak anggota keluarga untuk berbagi tanggung jawab. Namun, ingatlah untuk memberikan kepercayaan penuh kepada mereka dalam melaksanakan tugas tersebut.

"Biarkan orang lain sepenuhnya mengambil alih tugas yang mereka kerjakan, bahkan jika cara mereka berbeda," saran Dr. Goodwin.

"Jika terlalu banyak campur tangan, kamu tetap akan membawa beban mental itu sendiri," imbuhnya.

3. Libatkan Anak-Anak

Baca Juga: Alami Misalignment Burnout karena Bekerja Tanpa Passion? Begini Solusinya

Melibatkan anak-anak dalam tugas-tugas sederhana seperti membersihkan rumah atau membantu menjaga adik mereka dapat menjadi cara efektif untuk meringankan beban.

Selain itu, melibatkan anggota keluarga besar untuk membantu persiapan juga dapat menciptakan suasana kerja sama yang lebih baik.

"Hubungi kerabat lebih awal dan beri tahu apa yang bisa mereka bantu, seperti membawa makanan untuk makan malam atau membantu menjaga anak," kata Dr. Post.

4. Coba Hal Baru

Pertimbangkan untuk mengubah tradisi yang dirasa terlalu berat. Misalnya, kirim kartu ucapan di bulan Januari daripada harus terburu-buru mengirimnya di tengah kesibukan Desember.

"Fleksibilitas dalam merencanakan liburan dapat memberikan ruang untuk spontanitas dan kesenangan," tambah Dr. Post.

5. Sederhanakan Agenda

Jika beban kerja masih terasa berat, pertimbangkan untuk mengurangi aktivitas atau tugas yang tidak terlalu penting.

"Liburan tidak perlu menjadi produksi besar-besaran," kata Dr. Kate Gawlik. "Tinjau kembali prioritas dan pastikan kamu tidak melakukan sesuatu hanya karena merasa wajib atau ingin memenuhi ekspektasi orang lain."

Baca Juga: Cegah Burnout, Ini 7 Aplikasi yang Memudahkan Ibu Atur Keluarga hingga Urus Anak

6. Prioritaskan Perawatan Diri

Di tengah kesibukan merawat orang lain, jangan lupa untuk menjaga diri sendiri. Jadwalkan kegiatan yang Anda nikmati, meskipun itu bukan pilihan pertama anak Anda.

"Selama masa stres, penting untuk menemukan cara sehat untuk mengisi ulang energi," kata Dr. Goodwin.

7. Fokus pada Hal yang Benar-Benar Penting

Pada akhirnya, yang paling diingat oleh keluarga bukanlah hadiah mahal atau pesta yang megah, melainkan perasaan bahagia dan kebersamaan selama momen-momen tersebut.

"Anak-anak mungkin tidak mengingat mainan yang mereka dapatkan, tetapi mereka akan selalu mengingat bagaimana mereka merasa selama momen itu," ujar Dr. Gawlik.

Dari informasi di atas, Kawan Puan mestinya tahu bahwa musim liburan tidak perlu menjadi sumber tekanan yang melelahkan.

Dengan berbagi tugas, menyederhanakan rencana, dan memberikan perhatian pada apa yang benar-benar penting, kamu dapat menciptakan liburan yang lebih santai, bahagia, dan berkesan bagi seluruh keluarga.

Ingatlah, kebahagiaan keluarga dimulai dari kebahagiaanmu sendiri. Semoga liburanmu menyenangkan!

Baca Juga: Ibu Bekerja Lakukan Apa untuk Mengatasi Working Mom Burnout?

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Ini 3 Aktivitas Sederhana yang Bisa Dilakukan Anak Perempuan dan Ibu