Padahal, bidan adalah bagian dari tenaga kesehatan yang sebagian besar perempuan dan sering kali termasuk kelompok pekerja dengan bayaran terendah.
Untuk itu, WHO menekankan pentingnya pelatihan berkualitas tinggi, regulasi, perizinan, serta infrastruktur pendukung untuk memastikan layanan kebidanan yang berkualitas.
Bidan juga perlu bekerja dalam tim interdisipliner yang melibatkan perawat, dokter kandungan, petugas kesehatan masyarakat, dan dokter anak untuk memberikan layanan komprehensif.
Baca Juga: Kesehatan Kulit Bayi Penting untuk Tumbuh Kembang, Merries Good Skin Edukasi 200 Bidan
Oleh karena itu, berinvestasi dalam model perawatan kebidanan memberikan manfaat besar di semua negara, terutama di wilayah miskin dan daerah krisis.
Kepala Eksekutif ICM, Dr. Sally Pariman, mengatakan, ketika bidan mampu bekerja sesuai lingkup praktiknya, kehidupan perempuan dan keluarga akan membaik secara signifikan.
“Kami mendorong negara-negara untuk mengintegrasikan kesinambungan perawatan bidan ke dalam sistem kesehatan mereka,” katanya.
Untuk mendukung penerapan model perawatan kebidanan, WHO bersama mitra sedang mengembangkan implementasi panduan yang akan dirilis pada tahun 2025.
Panduan ini akan membantu negara-negara membangun sistem kesehatan yang berpusat pada perawatan kebidanan, demi menyelamatkan lebih banyak nyawa ibu dan bayi baru lahir di masa depan.
Kawan Puan, perluasan layanan kebidanan bukan hanya investasi untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga langkah nyata dalam meningkatkan kualitas hidup generasi masa depan.
(*)
Ken Devina