Selain itu, gerakan ini juga muncul sebagai respons terhadap kebijakan negara yang menganggap perempuan hanya sebagai alat untuk meningkatkan angka kelahiran.
Penolakan Terhadap Peran Tradisional sebagai Perlawanan Politik
Protes terhadap kebijakan-kebijakan ini mencerminkan kemarahan terhadap pandangan yang menganggap perempuan hanya berguna sebagai ibu.
Banyak perempuan yang mengkritik pendekatan negara yang hanya fokus pada pertumbuhan populasi, tanpa mempertimbangkan hak perempuan untuk menentukan pilihan hidup mereka sendiri.
Salah satu slogan yang muncul dalam protes ini adalah: “Rahim saya bukan milik negara” dan “Perempuan bukan mesin pembuat bayi”.
Gerakan 4B mengajak perempuan untuk menolak jalur hidup tradisional yang selama ini dipaksakan.
Penolakan terhadap pernikahan, memiliki anak, atau berhubungan seks dengan pria adalah bentuk perlawanan terhadap struktur patriarkal yang menganggap bahwa perempuan hanya berfungsi dalam lingkup rumah tangga.
Menurut para pendukung gerakan ini, hak perempuan atas tubuh mereka adalah hak yang tidak boleh dibatasi oleh kebijakan negara atau ekspektasi masyarakat.
Baca Juga: Kehidupan Perempuan dan Tantangannya, Tak Seindah Kisah Emily in Paris
Tantangan yang Dihadapi Gerakan 4B