Perempuan Disebut Bisa Tetap Kuat Meski Menghadapi Beban Mental Berat

Tim Parapuan - Jumat, 27 Desember 2024
Skrining kesehatan mental diperlukan setidaknya sekali dalam setahun.
Skrining kesehatan mental diperlukan setidaknya sekali dalam setahun. iStock/fizkes

Parapuan.co - Menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Bagus Takwin M.Hum, perempuan memiliki kemampuan luar biasa untuk tetap produktif di tengah tekanan, bahkan saat menghadapi tantangan mental yang berat.

"Saya melihat banyak yang kuat menjalani itu, semacam mengatasi masalah yang dihadapi dalam bentuk produktivitas tertentu, misalnya, menerima kondisi itu dan melihat apa yang bisa dimanfaatkan dari kondisi tersebut," ujarnya dalam diskusi mengenai kesehatan mental ibu di Perpustakaan Nasional Jakarta, seperti dilansir dari Kompas.com pada Sabtu (21/12/2024).

Perempuan dan Ketahanan Mental yang Luas Biasa

Prof. Bagus menjelaskan, secara biologis, perempuan memiliki ketahanan yang lebih baik dalam menghadapi masalah, termasuk masalah mental.

Namun, ketahanan ini sering kali terbentuk karena tekanan sosial yang mengharuskan perempuan untuk terus kuat dan mengikuti aturan tertentu.

"Sayangnya, hal ini terjadi karena pengaruh sosial yang menuntut perempuan harus mengikuti aturan, sehingga tidak bisa berdaya untuk tubuhnya sendiri," tambahnya.

Ia menyebutkan bahwa perempuan cenderung tetap dapat menjalankan aktivitas sehari-hari meskipun sedang memikul beban berat.

Berbeda dengan laki-laki yang sering kali lebih sulit menjalankan rutinitas ketika menghadapi masalah.

Baca Juga: Studi Ungkap Pentingnya Peran Kakek-Nenek terhadap Kesehatan Mental Ibu

 

Pentingnya Dukungan Lingkungan

Meski perempuan memiliki ketahanan yang luar biasa, dukungan dari lingkungan sangat penting agar mereka tidak merasa sendirian dalam perjuangan ini.

Bagus menekankan pentingnya komunitas sosial yang mendukung perempuan, terutama di tengah situasi sosial yang sering memanipulasi mereka untuk terus beradaptasi dengan tuntutan tertentu.

"Bisa bersosialisasi, bisa membantu teman mengatasi masalah, tapi tentu kondisi situasi perempuan di medan yang dimanipulasi harus diperbaiki, namun, justru situasi itu yang sering kali menguatkan perempuan," jelasnya.

Mengatasi Masalah dengan Mengungkapkan Perasaan

Dalam menghadapi tantangan mental, perempuan harus didorong untuk lebih terbuka mengungkapkan perasaan mereka.

Bagus menyebutkan, salah satu kendala terbesar adalah rasa malu atau enggan untuk berbicara tentang masalah yang dihadapi.

"Malu, enggan mengungkapkan masalah yang dialami itu persoalan bukan hanya perempuan laki-laki juga," katanya.

"Tapi kalau perasaannya terus terisi dengan emosi, lama-lama akan meledak, maka kita terdorong untuk mencari teman untuk mengungkapkan perasaan," tuturnya lagi.

Baca Juga: Libur Nataru Jadi Momen Kumpul Keluarga, Apa Manfaat untuk Kesehatan Mental?

Selain itu, perempuan juga disarankan untuk tidak ragu mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Layanan psikologis dan dukungan sosial dapat membantu mereka melewati masa sulit dengan lebih baik.

Kawan Puan, tetap produktif memang menjadi salah satu cara untuk bertahan di tengah masalah berat.

Namun, ingatlah bahwa menjadi kuat bukan berarti menanggung semuanya sendiri. 

Jangan ragu untuk mencari dukungan, baik dari lingkungan sekitar maupun tenaga profesional.

Dengan saling mendukung, kita bisa menciptakan ruang yang lebih aman dan nyaman bagi perempuan untuk menghadapi tantangan hidup. 

(*)

Ken Devina

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Tahun Baru Enggak Perlu ke Luar Kota, Ini 7 Tempat Wisata Gratis di Jakarta