Kekerasan Ekonomi terhadap Perempuan: Fenomena yang Sering Diabaikan

Arintha Widya - Selasa, 24 Desember 2024
Fenomena kekerasan ekonomi terhadap perempuan yang sering diabaikan.
Fenomena kekerasan ekonomi terhadap perempuan yang sering diabaikan. iStockphoto

Parapuan.co - Kekerasan terhadap perempuan sering kali diasosiasikan dengan bentuk fisik atau seksual.

Padahal, ada berbagai jenis kekerasan yang mungkin dialami perempuan, bahkan di ranah rumah tangga.

Salah satunya adalah kekerasan ekonomi muncul sebagai salah satu bentuk kekerasan yang kurang disorot, meski faktanya terjadi dalam skala yang mengkhawatirkan.

Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Nasional (SPHN) 2018, terungkap bahwa kekerasan ekonomi terhadap perempuan di Indonesia mencapai 24,5 persen pada perempuan berusia 15-64 tahun.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kekerasan emosional (20,5 persen), kekerasan fisik (12,3 persen), maupun kekerasan seksual (10,6 persen).

Data ini menggambarkan bahwa kekerasan ekonomi bukanlah fenomena yang sepele, melainkan bentuk kekerasan yang sangat merugikan perempuan secara finansial dan psikologis.

Apa Itu Kekerasan Ekonomi?

Kekerasan ekonomi adalah bentuk kontrol atau dominasi terhadap seseorang dengan cara membatasi aksesnya ke sumber daya ekonomi.

Bentuknya dapat berupa pelarangan bekerja, penahanan akses ke rekening atau aset, hingga eksploitasi tenaga kerja perempuan tanpa memberikan kompensasi yang layak.

Baca Juga: Kenali 4 Tanda Kekerasan Finansial dalam Hubungan Suami Istri, Bikin Terlilit Utang!

Kekerasan ini tidak hanya menghambat kemandirian finansial perempuan, tetapi juga memperkuat ketergantungan mereka kepada pelaku, yang sering kali terkait dalam hubungan rumah tangga atau pekerjaan.

Dampak Kekerasan Ekonomi

Dampak dari kekerasan ekonomi tidak hanya dirasakan secara langsung oleh korban, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang.

Ketergantungan finansial mempersulit perempuan untuk keluar dari hubungan yang berbahaya atau mengupayakan kehidupan yang lebih baik.

Selain itu, perempuan yang mengalami kekerasan ekonomi juga rentan terhadap tekanan mental seperti stres, depresi, dan kehilangan rasa percaya diri.

Ironisnya, banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka menjadi korban kekerasan ekonomi.

Pola pikir patriarki di masyarakat sering kali membuat perempuan menerima perlakuan tersebut sebagai hal yang normal dalam relasi mereka, terutama dalam lingkup rumah tangga.

Mengapa Kekerasan Ekonomi Kurang Diperhatikan?

Minimnya perhatian terhadap kekerasan ekonomi dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Baca Juga: Termasuk KDRT, Ini 4 Contoh Kekerasan Finansial dalam Rumah Tangga

Pertama, bentuk kekerasan ini sering kali tidak terlihat secara kasat mata. Tidak adanya luka fisik membuat kekerasan ekonomi terhadap perempuan sulit diidentifikasi.

Kedua, banyak perempuan yang tidak melaporkan kekerasan ini karena merasa malu, takut stigma, atau kurangnya pengetahuan tentang hak mereka.

Peran Penting Kesadaran dan Pendidikan

Untuk mengatasi kekerasan ekonomi, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang bentuk kekerasan ini.

Pendidikan gender harus diperkuat, mulai dari lingkungan keluarga hingga institusi pendidikan, agar perempuan lebih memahami hak mereka atas akses ekonomi.

Pemerintah dan lembaga terkait juga perlu memastikan adanya regulasi yang melindungi perempuan dari kekerasan ekonomi.

Dukungan berupa konseling, bantuan hukum, dan program pemberdayaan perempuan harus lebih ditingkatkan.

Kekerasan ekonomi merupakan fenomena yang nyata dan merugikan, namun sering kali diabaikan.

Angka kekerasan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan jenis kekerasan lainnya menunjukkan urgensi untuk segera bertindak.

Dengan meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan perlindungan, kita dapat membantu perempuan untuk melepaskan diri dari jerat kekerasan ekonomi dan membangun kemandirian finansial yang lebih baik.

Sebagai masyarakat, mari kita tidak lagi memandang kekerasan ekonomi sebagai fenomena yang biasa. Sebaliknya, kita harus mengakui bahwa ini adalah ancaman serius yang membutuhkan perhatian lebih besar.

Baca Juga: Kasus Polwan FN sebagai Perempuan Berkonflik Hukum Akibat Kekerasan Finansial dalam Rumah Tangga

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Kekerasan Ekonomi terhadap Perempuan: Fenomena yang Sering Diabaikan