Menilik Gelombang PHK di Industri Media: Mengapa Fenomena Ini Terjadi?

Arintha Widya - Selasa, 24 Desember 2024
Gelombang PHK di Industri Media: Mengapa Bisa Terjadi?
Gelombang PHK di Industri Media: Mengapa Bisa Terjadi? Vertigo3d

Parapuan.co - Industri media saat ini tengah menghadapi tekanan berat, dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus meningkat.

Baru-baru ini, ANTV memutuskan hubungan kerja terhadap seluruh karyawan di satu divisi.

Mengutip Kompas.com, setidaknya puluhan orang karyawan terdampak dalam PHK massal tersebut.

Rupanya, keputusan ANTV mem-PHK karyawan bukan yang pertama kalinya di industri media.

Awal 2024 seperti melansir NPR, sejumlah perusahaan media besar seperti The Los Angeles Times, Time Magazine, dan National Geographic juga melakukan pemangkasan signifikan terhadap tenaga kerja mereka.

"The Los Angeles Times telah mengonfirmasi bahwa mereka telah memberhentikan sekitar 115 jurnalis dari total newsroom yang berjumlah sekitar 500 orang," ungkap David Folkenflik, koresponden media dari NPR.

Angka ini mencakup sekitar 23 persen tenaga kerja mereka yang diberhentikan dalam satu hari.

Lebih mengejutkan lagi, pemangkasan ini terjadi kurang dari setahun setelah mereka sebelumnya memangkas 13 persen dari karyawannya.

Tekanan di Seluruh Industri

Baca Juga: Ingin Bekerja di Industri Media? Ternyata Segini Gaji Profesi Jurnalis

Gelombang PHK tidak hanya terjadi di Los Angeles Times. Media besar lain seperti The Washington Post juga mengalami pemangkasan tenaga kerja hingga 10 persen.

Padahal, perusahaan ini dimiliki oleh miliarder yang dianggap memiliki visi filantropis, seperti Jeff Bezos.

"Kita juga melihat Vox Media dan banyak lainnya mengalami hal serupa," tambah David Folkenflik.

Faktor-faktor yang mendasari kondisi ini sangat kompleks. Menurut Folkenflik, "Ada banyak faktor yang berkontribusi."

"Salah satunya adalah pencarian keuntungan yang berlebihan oleh para pemilik media di masa lalu, sementara mereka seharusnya fokus pada membangun hubungan yang kuat dengan pembaca sebagai pelanggan berbayar," tambahnya.

Transformasi digital yang masif telah meruntuhkan media tradisional, terutama penerbitan cetak seperti surat kabar dan majalah.

Selain itu, sektor periklanan yang sebelumnya menjadi tulang punggung keuangan media juga mengalami penurunan drastis.

Ketakutan akan resesi membuat banyak pengiklan menarik anggaran mereka.

"Resesi yang dikhawatirkan sebenarnya tidak terjadi, tetapi kekhawatiran tersebut memicu 'resesi media' yang membuat banyak perusahaan kehilangan pendapatan signifikan," jelas Folkenflik.

Baca Juga: 3 Cara Menerapkan AI Generatif untuk Perusahaan di Industri Media

Dampak Sosial dan Emosional

Dampak dari PHK ini sangat terasa, tidak hanya pada layanan yang disediakan media tetapi juga pada para jurnalis yang terdampak.

David Folkenflik mengisahkan bagaimana beberapa jurnalis bekerja keras menyelesaikan proyek investigasi mereka meski dalam situasi penuh ketidakpastian.

"Seorang reporter bahkan baru saja pulang dari perjalanan kerja di Oregon, tetapi tidak memiliki cerita untuk dilaporkan karena kehilangan pekerjaannya," ujarnya.

Gelombang PHK ini tidak hanya memengaruhi kualitas konten yang dihasilkan oleh media tetapi juga menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi oleh para pekerja media di era digital ini.

Harapan di Tengah Krisis

Meski demikian, beberapa media mencoba bertahan dengan mengalihkan fokus ke platform baru seperti podcast.

Namun, upaya ini belum sepenuhnya membuahkan hasil karena pendapatan iklan untuk media audio juga mengalami penurunan.

Industri media tengah berada di persimpangan jalan, di mana mereka harus menemukan model bisnis baru yang dapat mendukung keberlanjutan mereka.

Mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan audiens melalui konten berkualitas dan pendekatan yang adaptif terhadap teknologi baru mungkin menjadi kunci untuk bertahan.

Di tengah segala tantangan ini, satu hal yang jelas: industri media sedang dalam proses transformasi besar-besaran, dan bagaimana mereka beradaptasi akan menentukan masa depan mereka.

Baca Juga: Riset Sebut Jurnalis di Asia Tenggara Adopsi dan Jadikan AI sebagai Rekan di Meja Redaksi

(*)

Sumber: NPR
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Menilik Gelombang PHK di Industri Media: Mengapa Fenomena Ini Terjadi?