Baca Juga: Mungkinkah Melakukan Toilet Training di Malam Hari? Pahami Ini Dulu
Keterlambatan toilet training dapat memicu stres pada orangtua, keluarga, hingga pendidik di sekolah.
Hal ini juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti infeksi, diare, atau hepatitis A, terutama di lingkungan yang melibatkan banyak anak.
2. Kesulitan Adaptasi pada Anak
Semakin lama toilet training ditunda, semakin besar kemungkinan anak menolak kebiasaan baru.
"Ini dapat menyebabkan penolakan untuk membuang air besar, konstipasi, serta masalah pencapaian dan pemeliharaan kontrol kandung kemih," kata Dr. Meitha.
3. Beban pada Pengasuh dan Lingkungan
Keterlambatan toilet training meningkatkan beban kerja pengasuh, seperti guru atau pekerja daycare, yang harus memberikan perhatian ekstra kepada anak-anak yang belum mandiri dalam menggunakan toilet.
Selain itu, penggunaan popok yang berkepanjangan berdampak pada meningkatnya biaya dan masalah lingkungan akibat limbah popok.
Toilet training adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi.
Menunda toilet training tidak hanya berdampak pada anak, tetapi juga pada orangtua, pengasuh, dan lingkungan.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memulai toilet training pada waktu yang tepat agar anak dapat tumbuh menjadi lebih mandiri dan sehat.
Baca Juga: Panduan Praktis Mengajari Anak Membasuh Kemaluan saat Toilet Training
(*)