Pujian Kurus Bisa Membuat Gangguan Makan Semakin Parah, Mengapa?

Tim Parapuan - Kamis, 2 Januari 2025
Benarkah ibu sering marah dengan anak perempuannya?
Benarkah ibu sering marah dengan anak perempuannya? IstockPhoto

Parapuan.co - Kawan Puan, kita tentu sering mendengar komentar seperti, "Kamu semakin kurus ya, bagus!" atau "Pasti diet ketat, ya?".

Meski terdengar seperti pujian, ternyata komentar tersebut bisa berbahaya, terutama jika diterima oleh mereka yang sedang berjuang dengan gangguan makan.

Perlu diingat bahwa kurus bukanlah ukuran kecantikan atau kesehatan yang tepat.

Justru, ada banyak faktor di balik penurunan berat badan yang tidak bisa disederhanakan hanya dengan 'diet' atau 'rajin olahraga'.

Dalam beberapa kasus, tubuh yang tampak kurus bisa menjadi tanda adanya gangguan makan serius.

Gangguan Makan yang Tersembunyi

Melansir dari psychiatry.org, gangguan makan mempengaruhi jutaan orang, terutama perempuan berusia 12 hingga 35 tahun.

Secara keseluruhan, gangguan makan mempengaruhi sekitar 5 persen populasi, dengan kebanyakan kasus berkembang pada masa remaja hingga dewasa muda.

Seringkali, orang menganggap bahwa penampilan kurus mencerminkan gaya hidup sehat atau pola makan yang terkendali.

Baca Juga: Tingkatkan Percaya Diri, Ini Tips Fashion untuk Perempuan Bertubuh Kurus

 

Padahal kenyataannya, penurunan berat badan yang drastis dan tidak sehat sering kali disebabkan oleh gangguan makan

Gangguan makan bukan hanya masalah fisik, tetapi juga berhubungan dengan kondisi psikologis yang memengaruhi cara pandang seseorang terhadap tubuhnya, serta hubungan mereka dengan makanan.

Salah satu gangguan makan yang paling umum adalah anoreksia nervosa.

Gangguan ini memmbuat penderita memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan dan membatasi asupan makanan secara ekstrem hingga tubuhnya terlihat sangat kurus.

Meskipun demikian, mereka sering merasa tubuh mereka tetap terlalu besar dan tidak proporsional.

Bila tidak segera ditangani, anoreksia dapat menyebabkan malnutrisi berat dan bahkan berisiko kematian.

Selain itu, bulimia nervosa juga merupakan gangguan makan serius, meskipun tidak selalu menurunkan berat badan secara drastis.

Penderita bulimia sering makan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat (binge eating) dan kemudian berusaha menghindari penambahan berat badan dengan cara memuntahkan makanan (purgasi), berolahraga berlebihan, atau mengonsumsi obat pencahar.

Baca Juga: Mayoritas Perempuan di Jepang Terobsesi Kurus: Belenggu Standar Kecantikan pada Perempuan

Penurunan berat badan ekstrem pada individu dengan gangguan makan ini bukan hasil dari pola hidup sehat, melainkan manifestasi masalah kesehatan mental yang memerlukan perhatian dan penanganan medis serius.

Dampak Pujian Tentang Berat Badan

Melansir dari psychologytoday.com, gagasan bahwa "kurus itu lebih baik" bukanlah kebenaran universal, itu adalah cita-cita yang dibangun secara sosial dan telah berkembang seiring waktu.

Masyarakat telah menciptakan hierarki palsu yang menempatkan tubuh kurus di posisi teratas, mempromosikan gagasan merugikan bahwa harga diri atau kesehatan seseorang dapat diukur dari ukurannya.

Memberikan pujian tentang penampilan seseorang tampak lebih kurus bisa memperburuk kondisi psikologis mereka, terutama bagi mereka yang menderita gangguan makan.

Pujian seperti "Kamu terlihat kurus sekali, pasti lagi diet ya?" bisa memperkuat obsesi mereka terhadap penurunan berat badan.

Ini bisa memperburuk perasaan mereka tentang tubuh dan mengarah pada perilaku makan yang semakin tidak sehat.

Bagi orang yang sedang berjuang dengan gangguan makan, tubuh mereka bisa menjadi pusat perhatian utama dalam kehidupan mereka.

Mereka mungkin merasa bahwa penampilan kurus adalah satu-satunya cara untuk diterima oleh orang lain atau merasa bahwa mereka lebih bernilai jika tubuh terlihat ideal menurut standar sosial.

Baca Juga: 4 Potongan Rambut untuk Perempuan Bertubuh Kurus agar Lebih Berisi

Ketika pujian tentang tubuh kurus datang, itu bisa memperkuat pandangan negatif mereka tentang tubuh dan meningkatkan tekanan untuk terus menurunkan berat badan.

Peran Media Sosial dan Standar Kecantikan

Melansir dari neliti.com, era digital ini, media sosial sering kali menjadi tempat di standar kecantikan yang tidak realistis dibentuk dan ditegakkan.

Influencer dan selebritas yang menampilkan tubuh langsing sering kali mendapatkan pujian dan perhatian lebih.

Hal ini menciptakan tekanan besar bagi orang, terutama perempuan, untuk mengejar tubuh kurus tersebut tanpa memperhatikan kesehatan tubuh yang sesungguhnya.

Namun, penting untuk kita ingat bahwa standar kecantikan yang terus dipromosikan di media sosial tidak selalu mencerminkan realitas kesehatan.

Tubuh kurus yang tampak sehat di luar belum tentu mencerminkan kesehatan fisik atau mental yang sesungguhnya.

Terkadang, tubuh kurus bisa menjadi tanda adanya gangguan makan yang tidak terlihat.

Kebiasaan Positif yang Sehat

Sebagai gantinya, kita perlu mendukung kebiasaan hidup yang sehat dan positif.

Baca Juga: Ternyata Orang Kurus Kurang Cocok Pakai Baju Oversized, Ini Alasannya

Pujian harus lebih difokuskan pada kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan seseorang, bukan pada ukuran tubuh atau berat badan mereka.

Menghargai seseorang karena keberhasilan mereka dalam menjaga pola makan seimbang, berolahraga dengan bijak, atau menjalani kehidupan yang bahagia akan jauh lebih membangun daripada sekadar mengomentari penampilan fisik mereka.

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal menunjukkan tanda-tanda gangguan makan, penting untuk mencari bantuan profesional.

Konsultasi dengan ahli gizi, psikolog, atau psikiater dapat membantu mengidentifikasi masalah yang ada dan memberikan dukungan untuk pemulihan.

Alih-alih memberikan komentar yang bisa memicu rasa tidak aman atau memperburuk gangguan makan, lebih baik kita memberi dukungan terhadap kebiasaan hidup sehat dan kesejahteraan mental. 

(*)
Ken Devina

Sumber: psychologytoday.com,psychiatry.org,neliti.com
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Media Perlu Mengubah Cara Menyampaikan Berita Kekerasan Terhadap Perempuan