Norma Maskulinitas: Menghambat Pemberdayaan VS Mendorong Kesetaraan

Citra Narada Putri - Selasa, 7 Januari 2025
Bentuk norma maskulinitas yang menghambat pemberdayaan perempuan dan mendorong kesetaraan gender.
Bentuk norma maskulinitas yang menghambat pemberdayaan perempuan dan mendorong kesetaraan gender. (studio-fi/iStockphoto)

2. Harus menjadi pemimpin yang dominan secara finansial. Laki-laki dituntut harus memiliki penghasilan yang lebih besar daripada perempuan.

3. Harus menjalani pekerjaan yang “laki-laki”. Laki-laki harus memperhatikan profesi yang oleh masyarakat didefinisikan sebagai “pekerjaan laki-laki” dan bukan yang dianggap sebagai “pekerjaan perempuan”.

4. Harus menjadi “pekerja ideal”. Laki-laki diharapkan untuk selalu mengutamakan pekerjaan di atas semua aspek kehidupan lainnya.

5. Harus menjadi pemimpin yang “manly”. Laki-laki diharapkan bisa mengembangkan gaya gaya kepemimpinan yang tegas dan menguasai ruang.

6. Harus menjadi pengambil keputusan akhir dalam rumah tangga. Laki-laki dituntut bisa menempati puncak hierarki dalam rumah tangga.

7. Harus mengendalikan aset rumah tangga. Laki-laki didorong untuk memperkuat otoritasnya di rumah dengan mengendalikan dan mengelola aset rumah tangga.

8. Harus melindungi dan menjalankan perwalian anggota keluarga. Laki-laki dituntut menjadi 'wali' yang bertanggung jawab kepada perempuan dan anak perempuan dalam keluarga.

9. Harus mendominasi pilihan seksual dan reproduksi. Laki-laki dituntut memulai hubungan seksual dan membuat keputusan mengenai memiliki anak, mengatur jarak kelahiran, dan lainnya.

Baca Juga: Selingkuh dan Maskulinitas dalam Serial Jangan Salahkan Aku Selingkuh Marshanda



REKOMENDASI HARI INI

Biasanya Diumumkan Awal Tahun, Apakah Seleksi CPNS 2025 Akan Dibuka?