Begini Kaitan Antara Perubahan Iklim dengan Kebakaran di Los Angeles

Arintha Widya - Sabtu, 11 Januari 2025
Kaitan perubahan iklim dengan kebakaran di Los Angeles.
Kaitan perubahan iklim dengan kebakaran di Los Angeles. Attila Adam

Parapuan.co - Kebakaran di Los Angeles bukanlah fenomena baru, tetapi intensitas dan frekuensinya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Para ilmuwan mengaitkan hal ini dengan perubahan iklim yang menyebabkan kondisi lingkungan lebih mudah terbakar.

Kombinasi perubahan pola cuaca yang ekstrem, peningkatan suhu global, serta kekeringan berkepanjangan telah menciptakan kondisi ideal bagi terjadinya kebakaran hutan yang dahsyat.

Simak informasi mengenai kaitan perubahan iklim dengan kebakaran di California dan Los Angeles sebagaimana melansir BBC di bawah ini!

Perubahan Pola Cuaca yang Ekstrem

Menurut para peneliti, perubahan iklim telah membuat rumput dan semak yang menjadi bahan bakar kebakaran di Los Angeles lebih rentan terbakar.

Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut mengalami perubahan drastis antara kondisi kering dan basah.

Setelah puluhan tahun dilanda kekeringan, California mengalami curah hujan yang sangat tinggi selama dua tahun berturut-turut pada 2022 dan 2023.

Namun, musim gugur dan musim dingin 2024 kembali berubah menjadi sangat kering, menciptakan vegetasi kering yang mudah terbakar.

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim pada Kondisi Kesehatan, Siapa yang Berisiko?

Studi terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan pola cuaca ekstrem semacam ini, yang disebut sebagai kondisi "whiplash", hingga 31-66 persen sejak pertengahan abad ke-20.

Daniel Swain, penulis utama studi dari UCLA (The University of California), mengatakan, "Urutan whiplash ini di California telah meningkatkan risiko kebakaran dua kali lipat."

"Pertama, dengan meningkatkan pertumbuhan rumput dan semak yang mudah terbakar sebelum musim kebakaran, dan kemudian mengeringkannya ke tingkat yang sangat tinggi akibat kondisi kering dan panas ekstrem yang menyusul," imbuhnya.

Efek "Spons Atmosferik"

Peneliti juga mencatat bahwa setiap kenaikan satu derajat suhu global memungkinkan atmosfer menguapkan, menyerap, dan melepaskan 7 persen lebih banyak air.

Efek ini, yang disebut sebagai "spons atmosferik yang berkembang" oleh para ilmuwan, menyebabkan banjir saat kondisi basah dan menarik lebih banyak kelembapan dari tumbuhan serta tanah saat kondisi kering.

Hal ini memperparah risiko kebakaran karena vegetasi menjadi sangat kering dan mudah terbakar.

Dampak Kebakaran dan Kondisi di Lapangan

Kebakaran yang terjadi di Los Angeles pada 2025 telah menyebar ke berbagai wilayah, menyebabkan sedikitnya lima korban jiwa, menghancurkan ratusan bangunan, dan memaksa lebih dari 179.000 orang untuk mengungsi.

Baca Juga: Sederet Selebriti Hollywood Ikut Terdampak, Separah Apa Kebakaran Los Angeles?

Topografi wilayah yang berbukit-bukit di Los Angeles memperburuk situasi, karena kebakaran di medan curam cenderung bergerak lebih cepat dan membakar dengan intensitas lebih tinggi.

Selain itu, vegetasi semak alami yang dominan di kawasan ini secara alami memang mudah terbakar.

Profesor Stefan Doerr, Direktur Centre for Wildfire Research di Swansea University, menjelaskan, "Meskipun kebakaran adalah hal yang umum dan alami di wilayah ini, California telah mengalami peningkatan signifikan dalam panjang dan ekstremnya musim kebakaran secara global dalam beberapa dekade terakhir, yang sebagian besar didorong oleh perubahan iklim."

Namun, ia menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan sejauh mana perubahan iklim berkontribusi pada kebakaran spesifik ini tanpa analisis atribusi yang lebih mendetail.

Musim Kebakaran yang Lebih Panjang

Peneliti percaya bahwa pemanasan global menciptakan kondisi yang semakin mendukung terjadinya kebakaran hutan, termasuk kelembapan relatif yang rendah.

Hari-hari dengan kondisi cuaca yang mendukung kebakaran, yang disebut "fire weather" oleh para ilmuwan, semakin meningkat di banyak bagian dunia.

Di California, kondisi ini menyebabkan musim kebakaran berlangsung lebih lama dan lebih parah dibandingkan sebelumnya.

"Jelas dari kehancuran yang disebabkan oleh kebakaran saat ini di Los Angeles bahwa perubahan cepat dalam volatilitas curah hujan dan penguapan dapat memiliki dampak besar," ujar Prof. Sir Brian Hoskins, Ketua Grantham Institute for Climate Change di Imperial College London.

Ia juga mencatat bahwa model iklim mungkin masih meremehkan perubahan yang telah terjadi, tetapi bahkan model tersebut menunjukkan bahwa volatilitas cuaca dapat berlipat ganda jika suhu global naik 3 derajat Celsius.

Studi terbaru menambah bukti bahwa iklim yang lebih hangat telah mengubah kondisi dasar yang memicu kebakaran besar di Los Angeles.

Kombinasi antara perubahan pola cuaca yang ekstrem, pemanasan global, dan vegetasi yang mudah terbakar menjadikan kebakaran semakin sulit dikendalikan.

Baca Juga: Terjadi di Los Angeles, Ini Bahaya Menghirup Asap Kebakaran untuk Pernapasan

(*)

Sumber: BBC
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Program Makan Bergizi Gratis Tak Hanya untuk Kesejahteraan Anak, Apa Pentingnya Bagi Ibu?