Parapuan.co - Emotional maturity atau kematangan emosional adalah salah satu tolok ukur seseorang untuk memutuskan menikah.
Sayangnya, masih banyak seseorang yang justru mengabaikan emotional maturity ini.
Ketika seseorang memiliki kematangan emosional, ia akan mampu memahami emosi sendiri, menilai situasi secara kritis, hingga memutuskan cara beraksi terhadap situasi.
Bayangkan saja jika kamu memutuskan untuk menikah, namun belum memiliki kematangan emosional.
Contoh, ketika dihadapkan dengan konflik, dalam kondisi emosi kamu mengambil keputusan secara impulsif.
Kamu mungkin juga kesulitan untuk memahami emosi dalam diri sendiri.
Oleh karena itu, PARAPUAN akan membahas emotional maturity pada perempuan.
Apa Itu Emotional Maturity?
Emotional maturity atau kematangan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengelola emosi dan stresor kehidupan dengan cara yang sehat.
Baca Juga: Perempuan Tak Perlu Takut Menikah di Usia 30 Tahun, Ini Keuntungannya
Kematangan emosional ini memegang peranan penting dalam hubungan karena membantu kita menyelesaikan konflik dan menciptakan hubungan yang aman.
Bisa diartikan bahwa kematangan emosional mencakup mengetahui diri sendiri, termasuk merasakan emosi dan cara memberikan reaksi atas perasaan mereka.
Emotional maturity juga mencakup kemampuan mengenali dan berempati terhadap emosi orang lain.
"Orang yang matang secara emosional sadar diri, peka terhadap emosi mereka, dan tahu cara mengelolanya," ujar Eri Nakagami, Ph.D., LCSW, direktur klinis Embark Behavioral Health sebagaimana dikutip dari laman Verywell Mind.
Penting untuk Kawan Puan ketahui bahwa kematangan emosional setiap orang tumbuh dengan kecepatan yang berbeda.
Hal ini dipengaruhi oleh cara seseorang dibesarkan, pengalaman masa kanak-kanak, dan perjalanan hidup memengaruhi kapan kamu mencapai kematangan emosional.
"Orang yang matang secara emosional terus-menerus melatih berbagai keterampilan emosional dan kognitif," imbuh Eri Nakagami.
Menurutnya, melatih kemampuan emosional dan kognitif ini membantu mereka mengatasi situasi yang penuh tekanan dan mencapai resolusi sekses terhadap tantangan hidup.
Baca Juga: Perempuan Menikah di Usia 30 Tahun dan Stigma 'Perawan Tua' di Masyarakat
Emotional Maturity pada Perempuan
Emotional maturity atau kematangan emosional membantu perempuan mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dengan lebih baik.
Perempuan sering kali menghadapi tekanan sosial yang tinggi, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun hubungan sosial lainnya.
Kemampuan untuk mengelola rasa marah, sedih, atau frustasi dengan cara yang konstruktif memungkinkan kamu untuk membuat keputusan lebih bijak dan menghindari reaksi impulsif.
Contohnya, perempuan dengan kematangan emosional mampu menahan diri dari merespons situasi konflik dengan amarah.
Sebaliknya, mereka mencari solusi dengan pendekatan yang penuh empati dan rasional.
Bukan hanya itu, kematangan emosional pada perempuan akan membuatmu menjadi lebih tangguh secara mental.
Hal ini terjadi karena kamu dapat menerima keadaan sulit dengan kepala dingin dan mencari solusi yang efektif tanpa merasa kewalahan.
Sebagai contoh, perempuan yang matang secara emosional tidak mudah menyerah saat menghadapi kegagalan.
Mereka melihat kegagalan sebagai pelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan diri sendiri di masa depan.
Baca Juga: Bagaimana Perempuan Menghadapi Tekanan Sosial karena Belum Menikah di Usia 30?
(*)