Kepemimpinan Perempuan di Indonesia, KemenPPPA: Kekuatan Tak Kenal Gender

Arintha Widya - Sabtu, 18 Januari 2025
Kepemimpinan perempuan di Indonesia.
Kepemimpinan perempuan di Indonesia. Kolase Instagram KemenPPPA

Baca Juga: Mimpi Menteri PPPA Bintang Puspayoga: Raih Kesetaraan Gender di Tengah Budaya Patriarki

Hingga periode 2023-2024, sebanyak 24 perempuan menjabat sebagai kepala daerah, dengan 22 di antaranya berhasil membawa daerahnya menjadi inovatif dan sangat inovatif.

Perempuan Penggerak Sosial dan Ekonomi

Perempuan Indonesia juga memimpin perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi. Contoh tokoh inspiratif di bidang ini antara lain:

1. Susi Pudjiastuti: Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang dikenal karena kebijakan lingkungan dan pemberantasan illegal fishing.

2. Herlina Sopia Silibun: Guru di Papua yang mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan anak-anak Suku Asmat.

3. Ibu Saraiah: Perempuan pertama di Majelis Krama Adat Desa yang menginisiasi aturan untuk mencegah perkawinan anak dan kekerasan dalam rumah tangga.

Perempuan dalam Pendidikan dan Teknologi (STEM)

Bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) juga menunjukkan peningkatan partisipasi perempuan. Beberapa tokoh inspiratif di bidang ini adalah:

1. Tri Mumpuni: Teknolog yang mengembangkan solusi energi terbarukan untuk desa terpencil.

2. Prof. Dr. Ir. Rina Indiastuti: Ilmuwan terkemuka yang memimpin riset di bidang kelautan dan energi terbarukan.

Menurut data UNESCO (2020), partisipasi perempuan dalam bidang STEM di Indonesia mencapai sekitar 30 persen dari total mahasiswa.

Angka ini menunjukkan tren positif dalam mendukung kesetaraan gender di sektor teknologi dan sains.

Dari keterangan di atas, bisa disimpulkan bahwa perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin hebat di berbagai bidang.

Baca Juga: Agustine Christela Melviana: Perempuan sebagai Peneliti di Bioteknologi Punya 3 Kelebihan Ini

(*)

Sumber: Kemenpppa
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

ASN Jakarta Boleh Poligami: Apakah Perempuan Dianggap Tak Punya Value hingga Harus Rela Dimadu?