Miris, di Indonesia Belanja Rokok Menyamai Belanja Ikan dan Susu

David Togatorop - Rabu, 22 Januari 2025
Masyarakat harus mengurangi belanja rokok dan mengalihkan prioritas pada makanan bergizi.
Masyarakat harus mengurangi belanja rokok dan mengalihkan prioritas pada makanan bergizi. iStock/SolStock

Parapuan.co - Pola pengeluaran masyarakat Indonesia menunjukkan fakta yang memprihatinkan.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, pengeluaran keluarga untuk rokok dan tembakau hampir menyamai, bahkan pada beberapa kelompok mendekati, pengeluaran untuk protein hewani seperti daging, ikan, dan susu.

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa proporsi belanja rokok cukup signifikan pada berbagai kuintil pengeluaran.

Di kuintil pertama, pengeluaran rokok mencapai 11,54% dari total pengeluaran, sementara untuk kuintil kelima angkanya 11,35%.

Sebaliknya, pengeluaran untuk protein hewani, meskipun lebih tinggi, tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu jauh, yaitu mulai dari 14,83% pada kuintil pertama hingga 20,6% pada kuintil kelima.

Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat konsumsi protein hewani sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang, terutama pada anak-anak. Konsumsi protein hewani pada balita di Indonesia masih rendah, hanya mencapai 21,6%, sementara angka stunting balita tercatat sebesar 21,5%.

Dampak Pola Konsumsi terhadap Masalah Gizi

Hari Gizi Nasional 2025 menjadi momen penting untuk mengubah pola pikir masyarakat terkait pola makan dan pengeluaran sehari-hari.

Indonesia menghadapi berbagai tantangan gizi yang kompleks, mulai dari gizi kurang, kekurangan mikronutrien, hingga masalah overweight dan obesitas.

Baca Juga: Pengusaha Katering Perlu Waspada Penipuan Kemitraan Program Makan Bergizi Gratis

Data menunjukkan bahwa 8,5% balita mengalami gizi kurang, sementara anemia pada ibu hamil mencapai 27,7%.

Tidak hanya itu, konsumsi makanan tidak sehat seperti minuman manis (52%) dan makanan instan (11%) menjadi kebiasaan yang memperburuk situasi.

Menurut dr. Endang, tantangan ini membutuhkan perhatian besar dari berbagai pihak. Perubahan pola konsumsi menjadi lebih sehat dengan mengurangi pengeluaran untuk rokok dan tembakau dapat menjadi salah satu solusi.

Upaya Meningkatkan Pola Makan Bergizi

Langkah untuk meningkatkan pola konsumsi sehat harus dimulai dengan mendorong keluarga memilih makanan bergizi seimbang. Konsumsi sayur, buah, protein hewani, serta air putih perlu menjadi prioritas utama.

Di sisi lain, kebiasaan mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak juga perlu digalakkan.

Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Ir. Doddy Izwardy, menekankan pentingnya program-program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menekan angka stunting.

Selain itu, pembentukan Badan Gizi Nasional (BGN) oleh pemerintah menjadi langkah strategis untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara merata.

Baca Juga: Pentingnya Gizi Seimbang Bagi Ibu Hamil untuk Kesehatan Janin

Sumber: Kemenkes RI
Penulis:
Editor: David Togatorop