Untuk merayakan Imlek, komunitas Tionghoa di Indonesia biasanya sibuk mempersiapkan berbagai hidangan yang wajib disajikan saat berkumpul dengan keluarga. Tak hanya nikmat, hidangan ini juga memiliki makna khusus.
Di salah satu kontennya, Elsa menjelaskan makna di balik hidangan khas Imlek, seperti lapis legit yang melambangkan rezeki berlapis-lapis, manisan segi delapan yang menggambarkan keberuntungan dan keutuhan, serta jeruk mandarin yang menyerupai emas dan melambangkan kemakmuran.
Selain hidangan, terdapat beberapa pantangan selama Imlek, seperti memakai pakaian berwarna hitam atau putih yang melambangkan duka, menyapu atau keramas yang dianggap sama dengan "membersihkan keberuntungan", serta bersedih yang diyakini akan membawa kesedihan sepanjang tahun.
@elsa.novias Asikkkk bentar lagi imlek jadi banyak makanan. Apalagi makanan yang wajib saat imlek? Yang mau PO dodol, kue keranjang, dan nastar, bisa cek di bioku yah #fyp #cinabenteng #makanantionghoa #imlek #cny2024 #hampersimlek #tradisitionghoa #chinesetradition #serunyabelajar #serunyasejarah ♬ Songs of Chinese folk instruments - 余白
Cap Go Meh: Arak-arakan Keliling Kota untuk Usir Kesialan
Setelah Imlek usai, perayaan tahun baru belum berakhir. Setiap hari ke-15 setelah Imlek, masyarakat Tionghoa merayakan Cap Go Meh, yaitu puncak perayaan tahun baru Imlek.
Biasanya, perayaan ini dimeriahkan dengan arak-arakan, festival lampion, dan pertunjukan Barongsai yang melambangkan kesuksesan, keberuntungan, serta pengusiran hal-hal buruk.
Elsa menceritakan, di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan secara meriah di beberapa daerah seperti Pontianak dan Singkawang.
Salah satu tradisi khasnya adalah pawai Tatung, yaitu orang yang dirasuki roh leluhur untuk menolak bala (kesialan).
Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Makin Meriah, Ini 3 Tradisi Natal di Berbagai Negara