- Kilas balik atau mimpi buruk tentang peristiwa traumatis.
- Kecemasan berlebihan atau rasa takut yang tidak terjelaskan.
- Kesulitan tidur atau konsentrasi.
- Perasaan terasing dari orang lain.
- Menghindari hal-hal yang mengingatkan pada trauma.
Baca Juga: Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis tentang Perempuan yang Pendam Trauma
Pentingnya Penanganan Dini
Setelah mengalami peristiwa traumatis, penting untuk memantau gejala awal PTSD. Pada beberapa orang, gejala ini bisa mereda secara alami.
Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, gejala ringan dapat berkembang menjadi delayed trauma.
Mengatasi trauma dengan cara sehat sangat penting. Hindari penggunaan strategi yang tidak sehat seperti penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan untuk menghindari gejala.
Sebaliknya, fokuslah pada strategi coping positif, seperti berbicara dengan orang terdekat atau mencari bantuan profesional.
Pengobatan untuk Delayed Trauma
Meski gejala trauma baru muncul setelah bertahun-tahun, pengobatan tetap efektif. Perawatan yang bisa dilakukan meliputi:
- Terapi Psikologis: Seperti terapi kognitif perilaku (CBT) untuk mengubah pola pikir negatif terkait trauma.
- Medikasi: Obat-obatan tertentu dapat membantu mengatasi gejala kecemasan dan depresi yang sering menyertai PTSD.
- Dukungan Sosial: Berbagi pengalaman dengan kelompok dukungan atau komunitas dapat membantu meringankan beban emosional.
Delayed trauma menunjukkan bahwa efek dari peristiwa traumatis dapat bertahan lama, bahkan jika gejalanya tidak segera muncul.
Mengatasi trauma sejak dini dan mencari bantuan profesional jika diperlukan adalah langkah penting untuk mencegah trauma tertunda dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca Juga: Peneliti Temukan Cara Menghapus Kenangan Buruk, Bisakah Hilangkan Trauma?
(*)