Parapuan.co - Kawan Puan, malnutrisi adalah kondisi yang terjadi akibat kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan asupan energi dan/atau nutrisi.
Masalah ini dapat terjadi pada siapa saja, dari anak-anak hingga orang dewasa, dan menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang paling signifikan.
Malnutrisi mencakup tiga kelompok besar kondisi: kekurangan gizi, malnutrisi terkait mikronutrien, serta kelebihan berat badan dan penyakit tidak menular terkait pola makan.
Yuk, pahami apa itu malnutrisi pada anak maupun dewasa agar kamu dapat terhindar dari masalah kesehatan sebagaimana melansir laman WHO di bawah ini!
Berbagai Bentuk Malnutrisi
1. Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi dapat dibagi menjadi empat bentuk utama: wasting (berat badan rendah untuk tinggi badan), stunting (tinggi badan rendah untuk usia), underweight (berat badan rendah untuk usia), serta defisiensi vitamin dan mineral.
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi lebih rentan terhadap penyakit dan risiko kematian.
Wasting: Biasanya disebabkan oleh penurunan berat badan yang parah akibat kurangnya asupan makanan atau penyakit infeksi seperti diare.
Baca Juga: Mengenal Golongan Keluarga Berisiko Stunting Menurut Kemendukbangga
Anak yang mengalami wasting parah memiliki risiko kematian yang tinggi, namun kondisi ini dapat diobati.
Stunting: Terjadi akibat kekurangan gizi kronis atau berulang yang sering dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang buruk, kesehatan ibu yang rendah, serta pola asuh yang kurang optimal pada masa awal kehidupan. Stunting dapat menghambat potensi fisik dan kognitif anak.
Underweight: Anak yang memiliki berat badan rendah untuk usia bisa saja mengalami stunting, wasting, atau keduanya.
2. Malnutrisi Terkait Mikronutrien
Kekurangan vitamin dan mineral, atau dikenal sebagai defisiensi mikronutrien, merupakan ancaman besar bagi kesehatan dan perkembangan, khususnya pada anak-anak dan ibu hamil di negara berpenghasilan rendah.
Beberapa mikronutrien yang paling penting adalah:
- Iodium
- Vitamin A
- Zat besi
Defisiensi mikronutrien dapat menghambat pertumbuhan, melemahkan sistem imun, dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
3. Kelebihan Berat Badan dan Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas terjadi ketika seseorang memiliki berat badan yang tidak proporsional terhadap tinggi badannya.
Baca Juga: Tanda Obesitas pada Perempuan Dewasa dan Bahayanya untuk Kesehatan
Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang dikonsumsi dan energi yang digunakan.
Pola makan tinggi gula dan lemak serta kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab utama.
Obesitas: Didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (IMT) ≥30, dan terkait dengan risiko penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Adapun penyakit tidak menular (noncommunicable diseases/NCDs) yang terkait dengan pola makan meliputi penyakit kardiovaskular, diabetes, serta beberapa jenis kanker. Diet yang tidak sehat dan malnutrisi menjadi faktor risiko utama.
Siapa yang Berisiko?
Malnutrisi dapat memengaruhi semua negara dan semua kelompok usia. Namun, beberapa kelompok memiliki risiko yang lebih tinggi:
- Perempuan, bayi, anak-anak, dan remaja: Masa 1000 hari pertama sejak konsepsi hingga ulang tahun kedua anak adalah periode penting untuk memastikan nutrisi optimal.
- Kelompok miskin: Kemiskinan meningkatkan risiko malnutrisi dan memperburuk dampak buruknya, seperti meningkatnya biaya kesehatan, menurunnya produktivitas, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Data WHO pada tahun 2022 memperkirakan terdapat 390 juta orang dewasa yang kekurangan berat badan, sementara 2,5 miliar mengalami kelebihan berat badan, termasuk 890 juta dengan obesitas.
Di sisi lain, 149 juta anak di bawah usia lima tahun menderita stunting, dan 37 juta lainnya mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Malnutrisi adalah masalah multidimensi yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk anak-anak dan dewasa.
Penanganan malnutrisi membutuhkan pendekatan terpadu yang mencakup perbaikan gizi, pendidikan kesehatan, dan pengurangan kemiskinan.
Baca Juga: Tumbuh Kembang Anak hingga Dewasa Dimulai dari 1000 HPK, Jangan Sampai Malnutrisi
(*)