Ketika Ayah Poligami, Anak Perempuan Rentan Jadi Korban Kekerasan

Saras Bening Sumunar - Jumat, 31 Januari 2025
Poligami berdampak pada kehidupan anak perempuan.
Poligami berdampak pada kehidupan anak perempuan. IstockPhoto

Sementara ketika istri mengalami depresi akibat poligami, sering kali anak perempuan juga akan merasakan dampaknya.

"Jika ibu mengalami depresi, anak perempuan juga merasakan dampaknya seperti tidak diperhatikan. Dampaknya, anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan karena kebutuhannya (nutrisi dan stimulasi) tidak terpenuhi," kata Nina.

Anak Perempuan Bisa Mengalami Fatherless

Lebih dalam lagi, poligami juga membuat anak perempuan menjadi kurang dekat dengan ayahnya. Sangat memungkinkan jika anak perempuan mengalami fatherless.

"Anak perempuan bisa mengalami fatherless misalnya kurang maskulinitas seperti mengambil risiko, kurang percaya diri, kesulitan membuat target dan memenuhinya," imbuhnya.

Belum lagi jika poligami yang dilakukan ayah disembunyikan dari keluarga.

Hal ini tampaknya tidak menjadi masalah besar, padahal dalam psikologi keluarga, adanya rahasia keluarga, termasuk rahasia pribadi anggota keluarga, dapat berdampak pada kondisi psikologis seluruh anggota keluarga.

Mengetahui berbagai dampak poligami pada anak perempuan yang sudah disampaikan oleh psikolog, penulis sangat menentang adanya poligami dalam keluarga.

Poligami bahkan dianggap sebagai pintu adanya kekerasan dalam keluarga, baik secara fisik maupun non-fisik.

Bukan itu saja, kekerasan emosional juga rentan dialami oleh anak perempuan akibat ayahnya berpoligami.

Kekerasan emosional pada anak perempuan ini bisa dalam bentuk mengkritik, membandingkan, bahkan mengabaikan.

Baca Juga: Menakar Kesetiaan Laki-Laki dalam Poligami, Bisakah Mewujudkan Keadilan?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Larasati Nugroho Alami Kecelakaan Karena Mengantuk, Ini Tips Berkendara untuk Perempuan