Menurut Nina, poligami bisa memberikan pengalaman negatif bagi seorang anak perempuan.
Situasi ini membuat anak perempuan mungkin merasa takut untuk menikah atau khawatir akan mengalami nasib yang sama seperti ibu mereka.
Beberapa bahkan mungkin memutuskan untuk tidak menikah sama sekali karena ketakutan akan pengkhianatan atau ketidakadilan dalam pernikahan.
Para pelaku poligami 'seharusnya' menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bisa memberikan dampak yang cukup besar pada kondisi anak, baik dari sisi emosional maupun kesehatan mental.
Dampak Poligami dalam Keluarga ke Kondisi Mental Anak Perempuan
Poligami dalam keluarga membuat anak perempuan memiliki masalah kesehatan mental.
Menurut Nina, masalah kesehatan mental bukan sekedar depresi saja, melainkan hal lain yang lebih kompleks termasuk kehidupan sosial anak.
Misalnya, ada perempuan yang ayahnya berpoligami menjadi minder atau takut bergaul dengan teman-temannya.
"Kesehatan mental juga mencakup isu sosial, misalnya seberapa luwes anak bergaul," jelas Nina.
Baca Juga: Harus Berbagi Suami, Poligami Membuat Istri Mengalami Gangguan Mental Kronis
"Ada anak-anak yang ayahnya berpoligami menjadi minder, takut bergaul, malu pada keadaannya," ucapnya.
Nina juga menegaskan bahwa kesehatan mental pada anak perempuan yang berpilogami bisa beragam.
Tergantung pada sisi mana yang lebih terdampak.
(*)